Dalam tiga pertemuan terakhir
sebelum UAS semester gasal, perkuliahan Metodologi Penelitian yang diampu oleh
Dr. Heri Retnawati disisipi oleh
presentasi kelompok untuk mereview
jurnal internasional. Adapun jurnal yang direview
ada 6 jenis, yaitu Deskriptif eksploratif, pengembangan, eksperimen, evaluasi,
PTK, dan kualitatif.
Berikut ini intisari dari review jurnal yang telah dipresentasikan
oleh masing-masing kelompok di kelas A Pendidikan Matematika PPs UNY 2015.
Presentasi dilakukan pada perkuliahan tanggal 8, 15, dan 22 Desember 2015.
1.
PENELITIAN
DEKRIPTIF EKSPLORATIF
Judul : An Onto-Semiotic Analysis of Combinatorial Problems and The Solving
Processes by University Students
Penulis : Juan D. Godino, Carmen Batanero,
dan Rafael Roa
Reviewer :
Imaludin Agus, Venti Indiani, dan Tri Kurniah Lestari
Intisari
Menurut Ernest (1988)
matematika adalah suatu kegiatan atau aktivitas. Dalam aktivitas tersebut
timbul gejala atau respon baik berupa visual maupun verbal. Pada penelitian ini
hal tersebut dianalisis dengan metode ontologis semiotik untuk melihat kemampuan
berpikir matematis pada mahasiswa. Semiotik berasal dari kata sign yang berarti tanda. Secara umum
metode semiotik dapat diartikan sebagai suatu metode dengan melihat tanda yang
muncul baik secara visual maupun verbal.
Entitas utama dari
ontologis semiotik terdiri dari enam entitas, yaitu: bahasa, situasi/masalah,
tindakan, konsep, properti, dan argumen.
1) Bahasa
Penyajian yang digunakan untuk mewakili
masalah kombinatorial ini yaitu notasi simbolik dan susunan tabel (tabulasi arrangement), contoh notasi simbolik : kombinasi antara 3
huruf identik yang dimasukan secara berturut-turut kedalam 4 amplop, notasi
simboliknya yaitu : C(n,m), C(4,3). Kemudian contoh susunan tabel nya seperti
combinasi segitiga pascal, diagram venn, dan pohon.
2) Situasi/Masalah
Masalah
kombinatori merupakan masalah pada matematika yang menyebabkan munculnya aktivitas kombinatorial.
Soal
1 :
Kombinasi
tiga angka yang diambil berturut-turut dalam kotak yang berisi 4 kelereng.
Soal
2:
Kita
memiliki 3 huruf yang identik yang akan
dimasukan kedalam 4 amplop yang berbeda warna. Solusi untuk masalah ini adalah
C4,3, tetapi ada banyak kemungkinan yang berbeda dalam model ini, tergantung
pada fitur berikut:
Soal
3 :
Seorang
anak laki-laki memiliki empat mobil yang berbeda warna (hitam, oranye, putih
dan hijau) dan dia memutuskan untuk memberikan mobil tersebut kepada
teman-temannya Fernando, Luis dan Teresa. Berapa banyak cara yang berbeda ia
dapat mendistribusikan mobil tersebut?
Soal 4: seorang anak memeliki 12 kartu
permainan : 9 kartu diberi nomor dengan angka 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 dan 9.
Kemudian tiga kartu yang tersisa diberi nama: jack, ratu dan raja. Berapa
banyak cara yang berbeda dalam mengatur empat kartu berturut-turut, dengan
kondisi bahwa tiga kartu yang diberi nama selalu dipilih?
3) Tindakan
Ketika
dihadapkan dengan masalah matematika diperlukan tindakan yang beragam dalam
proses penyelesaiannya. Sehingga diharapkan siswa dapat melakukan tindakan
berikut untuk memecahkan masalah :
a.
Menerjemahkan pernyataan masalah
b.
Mengidentifikasi kondisi sampel
c.
Menyadari kondisi dimana dimungkinkan untuk menerapkan konsep
d.
Mengingat dan beroperasi dengan rumus
e. Melaksanakan operasi aritmatika
4) Konsep
Selain memahami cara memecahkan masalah dengan notasi yang
mereka gunakan, diharapkan siswa juga dapat memahami konsep-konsep mengenai
kombinasi, kelompok, parameter, seleksi, permutasi dan lain sebagainya.
5) Properti
Konsep ditentukan oleh atribut (sifat)
yang mewakili kondisi, dan karakteristik dalam suatu situasi serta hubungan
antar objek contohnya suatu kombinasi diperoleh dari pembagian antara susunan
yang mungkin dan permutasi.
6) Argumen
Semua tindakan yang dilakukan melalui
argumen atau penalaran, digunakan untuk memeriksa solusi masalah dan
menjelaskan solusi ini kepada orang lain.
Aspek pengetahuan
matematika dapat dilihat berdasarkan dua aspek yang berpasangan: personal-institusional, ostensive-non
ostensive, example-type, elemental-systemic, expression-content.
1) personal-institusional
Dari segi institusional, sebelum
melakukan evaluasi terhadap hasil tes pengetahuan siswa terlebih dahulu
mengalisis buku teks dan kurikulum. Dari hasil analisis tersebut diperoleh
bahwa interpretasi yang diberikan kurang jelas sehingga menyulitkan siswa untuk
menemukan solusi dari permasalahan tersebut. Sedangkan dari segi individu,
dimana pedro sebagai subjeknya ditemukan bahwa pedro mengalami kesulitan dalam
menerapkan defenisi dan rumus kombinasi dalam pemecahan masalah, hal ini
didasarkan pada hasil wawancara peneliti terhadap pedro. Selain itu, persoalan
lain diperoleh bahwa pedro mengalami kesulitan dalam memahami dan
mengidentifikasi masalah, sehingga mengalami kesalahan dalam penentuan solusi
berdasarkan kerangkan yang dibuat oleh institusional
2)
ostensive-non ostensive
Ostensive merupakan suatu cara
menggambarkan suau konsep, sifat, masalah, pendapat(argument) serta tindakan
yang diberikan melalui bahasa. Selain itu, juga merupakan salah satu cara untuk
mengepresikan benda non ostetensif. Sebagai contoh: pada kasus pedro, dimana
pedro mengasumsikan bahwa mobil yang diberikan kepada ketiga anak tersebut
memiliki warna yang berbeda sehingga memungkinkan keempat mobil tersebut
diperoleh oleh satu induvidu (Fernando). Kesimpulannya adalah harus memberikan
penjelasan yang jelas terhadap objek yang digambarkan.
3)
example-type
Gagasan
yang dituliskan pada aspek ini tentang kesulitan membedakan antara jenis dan
contoh dalam proses pemecahan masalah matematika. Salah satu contoh kasusnya
adalah adolf yang mampu menyelesaikan masalah kombinasi tertentu dengan
menggunakan pendekatan konkrit (tanpa rumus yang telah ditentukan) serta dapat
digeneralisasikan dalam situasi lain.
4)
elemental-systemic
Pada proses pembelajaran matematika
(kombinatori) harus memperhatikan sistematik materi atau hubungan antara sub
materi. Sebagai contoh hubungan antara kombinasi dengan nomor kombinasi,
segitiga pascal serta hubungan kombinasi dengan binomial.
5) expression-content
Kegiatan matematika pada dasarnya
relasional, dimana ada korespondensi antara antesenden (ekspresi, signifikasi)
dan kosekuen (isi dan makna) yang didasarkan pada kriteria tertentu.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
analisis pemecahan masalah yang dilakukan oleh mahasiswa pada materi
kombinatorial dapat didapatkan beberapa hal. Hasil analisis pada penyelesaian
permasalahan yang dilakukan oleh Adolf (subjek 1) diidentifikasi bahwa Adolf
mampu mengidentifikasi semua data pada soal dengan benar. Dalam proses
menyelesaikan masalah Adolf mengerjakan soal secara bertahap melalui step-step.
Solusi yang dihasilkan oleh Adolf mempunyai tingkat kompleksitas yang relatif
tinggi. Selain itu Adolf juga mempunyai argumen untuk memvalidasi solusi yang
diperolehnya. Sementara itu Hasil analisis pada penyelesaian permasalahan yang
dilakukan oleh Luisa (subjek 2) diidentifikasi bahwa dia pernah mendapat materi
kombinasi sebelumnya dan dia masih ingat beberapa rumus namun kesulitan dalam
memecahkan masalah. Luisa dapat menafsirkan data dengan baik dan menuliskan
notasi symbol yang sesuai. Misalkan: notasi B : untuk Mobil Hitam. Luisa juga
dapat menafsirkan beberapa pernyataan dan dia memahami objek yang didistribusi
memiliki sifat yang berbeda dan dikelompokkan sesuai dengan sifatnya. Selain
itu Luisa dapat menyelesaikan masalah dengan menggunakan rumus yang dia
ketahui, tetapi terkadang ia kesulitan dalam menafsirkan masalah. Sementara itu
hasil analisis pada penyelesaian permasalahan yang dilakukan oleh Juan (subjek
3) diidentifikasi bahwa ia sulit mengingat defenisi tentang materi kombinatorik
serta mengalami kesulitan dalam penggunaan konsep atau operasi kombinatorik.
Juan menafsirkan permasalahan (simbolisasi permasalahan) dengan benar. Dia juga
mampu mengidentifikasi dengan benar fakta-fakta dalam masalah tersebut serta
menerapkan dan mengidentifikasi operasi (konsep) secara langsung dalam proses
pemecahan masalah berkaitan dengan materi kombinasi. Selain itu Juan
menggunakan defenisi yang dibuatnya untuk langsung mengidentifikasi operasi
(konsep) dalam proses pemecahan masalah.
Kelebihan
Penelitian
Kelebihan yang dapat dikemukakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat
menjelaskan lebih detail mengenai subjek penelitian
2. Data
dapat menyebabkan saran hipotesis untuk studi masa depan
3. Hasil
Penelitian dapat menjadi referensi, pedoman atau acuan bagi pendidik dalam
proses evaluasi pembelajaran khususnya materi kombinatorik
Kelemahan
Penelitian
Kelemahan yang dapat dikemukakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Desain
penelitian fleksibel sehingga hasil penelitian tidak bisa diprediksi.
2. Hasil
penelitian hanya berlaku untuk subjek yang diteliti saja.
3. Tidak
semua hasil pekerjaan siswa dianalisis secara detail.
Manfaat
Penelitian
Manfaat
umum
Penelitian ini dapat digunakan sebagai
kerangka teori dalam penyusunan tesis maupun jurnal untuk dipublikasikan.
Manfaat
khusus
Manfaat bagi guru adalah memberikan
penjelasan lebih lanjut pada kesulitan dan keterbatasan dalam pembelajaran
matematika berdasarkan sifat dan kompleksitas objek matematika. Sementara itu,
manfaat bagi peneliti sebagai bahan atau acuan yang relevan bagi penelitian
selanjutnya.
2.
PENELITIAN
PENGEMBANGAN
Judul : Developing Model – Based Reasoning in
Mathematics and Science.
Penulis : Richard Lehrer dan Leona
Schauble.
Jurnal : Journal of Applied
Developmental Psychology , vol. 21
(1) , hlm. 39 – 48, 2000. ISSN : 0193 – 3973.
Reviewer :
Nurafni Retno Kurniasih, Muhammad Ali Maskur, dan Fitriani
Intisari
Penelitian ini
bertujuan untuk mengembangkan bentuk pemodelan dalam matematika berbasis
penalaran untuk meningkatkan kemampuan penalaran siswa pada tingkat sekolah
dasar. Penelitian ini dilakukan karena memandang bahwa :
1.
Kemampuan siswa dalam memahami masalah
dan penalaran sangat penting, karena diperlukan untuk ingatan jangka panjang.
2.
Matematika berkaitan erat dengan alam
semesta, maka untuk membawa alam semesta
ke dalam matematika diperlukanlah pemodelan matematika.
3.
Rendahnya kemampuan siswa dalam menangkap
ide – ide untuk mengembangkan kemampuan penalarannya.
4.
Kemampuan penalaran siswa sekolah dasar
masih rendah, karena keterlambatan penggunaan
model matematika dalam pembelajaran.
5.
Pengembangan model matematika berbasis
penalaran pada penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian sebelumnya yang
berkaitan dengan kurangnya kemampuan penalaran siswa.
Jenis penelitian ini
adalah penelitian pengembangan. Lokasi penelitian adalah di Wisconsin.
Populasinya adalah empat sekolah di distrik dekat Madison, Wisconsin. Sampelnya
adalah siswa sekolah dasar. Data diperoleh dengan teknik kualitatif dengan
menggunakan peneliti sebagai instrumen utama penelitian, pengumpulan data
dilakukan dengan cara observasi dan dokumentasi (foto).
Penelitian menghasilkan
empat bentuk model dan praktek pemodelan yang menjanjikan untuk dapat
mengembangkan model berbasis penalaran adalah
1.
Model Fisik
Siswa
dapat membuat model matematika dengan menggunakan alat peraga.
2.
Representasi Model
Siswa
menggambarkan/ merepresentasikan pemodelan matematika dalam bentuk tulisan di
kertas. Pemodelan ini masih merupakan ekspresi seni.
3.
Sintaksis Model
Siswa
dapat menganalogikan matematika dengan kemiripan yang ada di alam semesta/
lingkungan di sekitarnya.
4.
Hipotesis – deduktif model
Siswa dapat
membuat hipotesis dari hasil pemodelan matematika kedalam bentuk matematika
simbolik.
Materi yang digunakan
dalam penelitian ini adalah materi geometri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
beberapa siswa akhirnya mencatat bahwa ketidaksesuaian antara garis dan titik –
titik yang mewakili masing – masing objek yang berkaitan. Bahan yang digunakan
dalam penelitian yaitu kuningan, aluminium, teflon dan kayu. Dari bahan
tersebut kemudian dirangkai siswa ke dalam bentuk bangun-bangun geometri
seperti prisma empat persegi panjang, silinder dan bola. Pada pengaplikasian
bahan tersebut dalam pemodelan masih memiliki kekurangan disebabkan karena
bahan tersebut hanya berlaku untuk memodelkan prisma empat persegi panjang namun
tidak sesuai untuk pemodelan silinder dan bola.
Kelebihan
Penelitian:
1.
Penelitian ini mengembangkan pemodelan
matematika berbasis penalaran yang berguna untuk variasi mengajar
2.
Pemodelan matematika berguna untuk
meningkatkan pemahaman siswa dalam jangka panjang.
3.
Siswa terlibat secara langsung dalam
proses pemodelan matematika.
Kelemahan
Penelitian:
1.
Tidak ada penjelasan yang spesifik
tentang sampel penelitian
2.
Kemampuan penalaran pada keseluruhan
siswa tidak dapat diamati secara langsung
3.
Siswa terfokus pada satu model
matematika atau menonjol pada satu model sehingga ketika diberikan kasus
pemodelan yang lain siswa masih kesulitan untuk memodelkannya.
4.
Masih terdapat miskonsepsi dari
pemodelan matematika antara guru dengan siswa.
5.
Pemodelan belum menjadi ilmu dasar dalam
pembelajaran matematika.
Kebermanfaatan
Penelitian:
1.
Bagi siswa
Penelitian
ini bisa menumbuhkan motivasi pada siswa untuk belajar matematika, membuat
siswa tertarik dan senang dengan pembelajaran yang dilakukan, lebih aktif,
mempunyai kemampuan penalaran, berkemampuan mengeksplorasi dan kreatif sehingga
pembelajaran menjadi bermakna.
2.
Bagi Pendidik
Penelitian ini dapat menjadi bahan referensi, sebagai sumber
belajar bagi pendidik, dapat menginspirasi pendidik, meningkatkan kreatifitas
dan peran pendidik dalam memilih model atau metode pembelajaran yang baik dan
cocok untuk siswa untuk meningkatkan kemampuan penalaran siswa. Pendidik dapat
menjadi fasilitator pembelajaran dan bisa
mengatasi kendala-kendala yang dihadapi di lapangan.
3.
Bagi Sekolah
Penelitian dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dan informasi
yang bermanfaat untuk melakukan pembaharuan dan pengembangan yang berorientasi
pada masa depan.
4.
Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini dapat menjadi bahan rujukan untuk
penelitian berikutnya. Kekurangan
yang ada pada penelitian ini menjadi satu dasar untuk mengkaji penelitian
lanjutan dengan metode dan pendekatan yang lebih kompleks, misalnya dengan
teknik sampling yang lebih baik.
3.
PENELITIAN
EKSPERIMEN
Judul : The Effects Of Cooperative Learning On Preschoolers’ Mathematics
Problem-Solving Ability
Jurnal :Educ Stud Matemathics (2009)
72:325-340 DOI 10,1007/s10649-009-9197
Penulis
: Kamuran Tarim
Reviewer :
Evvy Lusiana, Fauziah Artanti, dan Swasti Diah Widiaswari
Intisari
1)
Pendahuluan
Pemecahan
masalah merupakan sarana penting untuk mengembangkan pengetahuan matematika.
Pemecahan masalah merupakan kegiatan untuk menunjukkan rasa ingin tahu dan
kecerdasan siswa. Menurut NCTM, tantangan untuk membangun kecerdasan pemecahan
masalah siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif. Pembelajaran
kooperatif adalah salah satu contoh dari pengaturan instruksional yang dapat
digunakan untuk mendorong siswa dapat belajar secara aktif yang merupakan
dimensi penting dalam pembelajaran matematika. Kemudian siswa diberikan tugas
untuk membahas, memecahkan masalah, dan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
2)
Tujuan
Penelitian :
Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh metode
pembelajaran kooperatif pada anak-anak pra sekolah terhadap kemampuan pemecahan
masalah matematika verbal (penambahan, pengurangan dan pembagian).
3)
Kajian
Pustaka
Pembelajaran kooperatif menurut Johnson &
Johnson (1999) merupakan pengelompokkan siswa ke dalam kelompok kecil agar siswa
dapat bekerja sama dengan kemampuan maksimal yang mereka miliki dan mempelajari
satu sama lain ke dalam kelompok tersebut.Pembelajaran kooperatifmenurut Slavin
(1990) adalah model pembelajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok kecil
untuk membantu dan bertanggung jawab satu sama lain dalam mempelajari materi
pelajaran, cooperative learning bisa digunakan secara luas dari TK hingga
Perguruan Tinggi.
Pembelajaran kooperatifmenurut Askew & William
(1998), pembelajaran kooperatifmemiliki dampak positif dari kegiatan
pembelajaran kooperatif learning tidak dipengaruhi oleh usia anak, kemampuan
atau tipe sekolah. Menurut Moilles (1989, NCTM 2001) banyak program sekolah
yang memperkuat kerjasama di kelas untuk meningkatkan minat dan mengembangkan
kemampuan matematika, kemampuan membaca dan kemampuan pemecahan masalah.
Menurut Rogolf (1998; Rubin, Bukowski & Parker,
1998) tugas dalam pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan pada siswa
untuk berinteraksi dan meningkatkan keterampilan komunikasi siswa dengan
teman-teman.Menurut Curan (1998) untuk menciptakan suasana belajar pada
pembelajaran kooperatif siswa haruslah aktif mendengarkan, partisipasi dalam
happytalk dan berpartisipasi aktif.
a. Aktif
mendengarkan : pendengarharus fokus dalam memperhatikan dan mendengarkan
pembicara.
b. Happy
talk :digunakan untuk mengembangkan kebiasaan siswa dalam mengatakan hal
positif (ekspresi positif dan kalimat positif) dalam interaksi.
c. Berpartisipasi
aktif : setiap anggota kelompok mempunyai tanggung jawab masing-masing untuk
mencapai tujuan kelompok secara keseluruhan.
4)
Subjek
Penelitian
Populasi
penelitian adalah taman kanak-kanak swasta di Turki.
Sampel
diambil dari taman kanak-kanak swasta yang sebagian besar orang tua siswa dari
keluarga ekonomi menengah dan tinggi serta berprofesi sebagai dokter, perawat,
insinyur dan guru. Sampel yang diteliti sebanyak 54 siswa yang berusia antara 5
sampai 6 tahun. Dari 54 siswa dikelompokkan menjadi 3 kelompok dengan 1
kelompok kontrol dan 2 kelompok eksperimen.
5)
Variabel
Variabel
bebas : Pembelajaran kooperatif
Variabel
terikat : Kemampuan pemecahan masalah matematika (penjumlahan, pengurangan dan
pembagian)
6)
Instrumen
Instrumen
penelitian berupa tes yang berbentuk uraian, juga melakukan observasi terhadap
perilaku siswa selama proses pembelajaran dan mewawancarai guru.
7)
Analisis
Data
Analisis
data yang digunakan adalah :
a) Analisis
varians yang digunakan untuk menentukan
ada atau tidaknya perbedaan rata-rata yangsignifikan antara kelas eksperimen
dan kelas kontrol yang diambil dari hasil pretest.
b) Analisis
kovarian digunakan untuk menentukan ada atau tidaknya perbedaanrata-rata nilai
posttest yang signifikan antara kelas eksperimendan kontrol.
c) Uji
bonferroni digunkan untuk mengetahui perbedaan rata-rata antar variabel
(penjumlahan, pengurangan dan pembagian)
8)
Hasil
Penelitian dan Kesimpulan
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan tingkat kemampuan pemecahan masalah
siswa dari 2 kelompok eksperimen dan kelas kontrol. Namun, perbedaan kemampuan
pemecahan masalah tersebut tidak signifikan. Pembelajaran kooperatif dapat
diterapkan pada pembelajaran konsep matematik di taman kanak-kanak. Siswa pada
kelompok eksperimen membangun kemampuan pemecahan masalah mereka ke tingkat
yang lebih tinggi terutama pada masalah penjumlahan, pengurangan dan pembagian.
Dari hasil observasi ditemukan bahwa terjadi kerja sama yang baik di dalam
kelompok.
Kelebihan
dan Kelemahan Penelitian
Kelebihan
a) Penelitian ini menjelaskan secara detail tahapan-tahapan
dalam penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data dan data pendukung
penelitian yang jelas dan lengkap.
b) Di akhir bab secara tersurat peneliti merekomendasikan
apa saja yang harus dilakukan untuk melanjutkan dan mengembangkan penelitian
ini.
c) Penggunaan bahasa yang mudah dipahami.
Kelemahan
a) Hasil
wawancara tidak ditulikan dalam hasil penelitian.
b) Judul penelitian tidak menggambarkan secara jelas mengenai maksud dan tujuan dari penelitian ini.
c) Tujuan
penelitian tidak sesuai dengan hasil penelitian.
d) Tidak
tercantum indikator kemampuan pemecahan masalah
Manfaat
Penelitian
1)
Umum
(Pendidikan)
a) Hasil
penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu usaha untuk memperbaiki
sistem pembelajaran matematika.
b) Memberikan informasi secara ilmiah kepada guru matematika
maupun praktisi
pendidikan yang tertarik
dengan pembelajaran matematika bahwa pembelajaran matematika yang penting bagi
semua siswa adalah bagaimana meningkatkan kemampuan mereka dalam perhitungan
matematika atau kemampuan numerik mereka.
2)
Khusus
(Guru Matematika)
a) Siswa dapat menerima pengalaman belajar yang lebih bervariasi.
b) Model pembelajaran ini dapat dijadikan sebagai salah satu
alternatif dalam melakukan pembelajaran di kelas sehingga dapat meningkatan
kualitas pembelajaran.
4.
PENELITIAN
EVALUASI
Judul
: Evaluation
Of A Learning Trajectory For Length In The Early Years
Jurnal : ZDM Mathematics Education (2011) 43:667–680 DOI
10.1007/s11858-011-0326-5
Penulis : Julie Sarama, Douglas H. Clements, Jeffrey Barrett, Douglas
W. Van Dine, dan Jennifer S. McDonel
Reviewer :
Aida Rukmana Hadi, Ayu Arfiana, Atik Lutfi Ulin Ni’mah, dan Heru Tri Novi Rizki
A.
Pendahuluan
Dalam jurnal internasional yang ditulis oleh
Julie Sarama, Douglas H.Cliements, Jefrrey Barret, Douglas W.Van Dine, Jennifer
S. Mc Done, yang berjudul Evaluation Of A
Learning Trajectory For Length In The Early Years. Jurnal tersebut kami
terjemahkan dalam bahasa Indonesia menjadi Evaluasi Learning Trajectory (Lintasan
Belajar) dalam Materi Pengukuran Pada Siswa Tahun Awal (Usia Dini atau Pemula)
Kita ketahui bersama bahwa pengukuran
adalah komponen penting dalam pembelajan matematika. Namun penelitian yang
terkait dengan pembelajaran tentang materi pengukuran sangat terbatas jika
dibandingkan dengan materi lain seperti bilangan dan operasi bilangan.
Dalam jurna tersebut dijelaskan
bahwa penulis melakukan penelitian terkait materi pengukuran dengan cara mengevaluasi
dan menyempurnakan learning trajectory
yang telah dikembangkan sebelumnya. Fokus yang diteliti mereka pada progres
perkembangan yang memunculkan aspek kognitif dan perkembangan pengetahuan
strategis serta konseptual pengukuran.
Alasan mengapa dilakukan penelitian
ini karena (1) Pengukuran tidak hanya merupakan aplikasi dunia
nyata pokok matematika tetapi juga merupakan bagian penting dari dasar untuk
penalaran kuantitatif, termasuk aritmatika, rasio, proporsi dan hubungan antar
variabel. Sehingga anak-anak pun perlu melakukan pengukuran. (2) Sebagian sekolah yang terdapat di Amerika
Serikat, biasanya materi pengukuran tidak diajarkan dengan baik. Dalam
perbandingan internasional, anak-anak Amerika Serikat terlemah dalam pengukuran
(Ginsburg, Cooke, Leinwand, Noell & Pollock, 2005)
B.
Tujuan
Penelitian
Tujuan
dilakukan penelitian ini adalah
1) Membangun
sebuah deskripsi belajar anak terhadap materi pengukuran
2) Mengevaluasi
dan menyempurnakan pembelajaran pada anak usia dini melalui lintas belajar (Learning Trajectory) dalam materi pengukuran
terutama dalam perkembangan kognitif dan pengetahuan konseptual terhadap
pengukuran.
C.
Teknik
Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini diambil dari sekolah
perkotaan di New York State. Dalam
upaya pengumpulan data, peneliti melakukan siklus wawancara. Hal ini dilakukan
karena salah satu yang diteliti mencangkup item pengukuran dan penilaian
berbasis wawancara, serta tugas-tugas sebelumnya yang dikembangkan dan divalidasi.
Wawacara dan tugas-tugas tersebut dirancang untuk memperoleh strategi dan perkembangan-perkembangan tertentu.
Untuk dapat lebih mengevaluasi LT (Learning Trajectory), peneliti melakukan
tes kepada anak-anak dengan memfokuskan pada perilaku anak-anak terhadap
pemahaman mereka pada pembahasan pengukuran panjang. Penelitian ini didasarkan
pada instruksi kelas dan praktik guru, urutan dari instruksi kelas dirancang
dan dilaksanakan dengan berkolaborasi dengan guru. Peneliti juga mengamati
setiap pelajaran atau urutan pelajaran yang diajarkan oleh guru kelas yang berfokus
pada materi pengukuran. Peneliti dapat merekam proses pembelajaran yang dilakukan
guru.
Dengan demikian, sumber data yang diperoleh
berupa catatan hasil wawancara, observasi kelas, nilai dari tes siswa. Selain
itu berupa rekaman video proses pembelajaran, termasuk di dalamnya instruksi
guru dan kegiatan yang dilakukan siswa dalam proses pengukuran panjang. Data
yang telah diperoleh tersebut kemudian digunakan untuk mengidentifikasikan
perilaku siswa dalam memahami pengukuran panjang.
D.
Hasil
Penelitian
Hasil yang
diperoleh dari penelitian ini adalah
1) Tiga
komponen dalam Learning Trajectory
yang digunakan dalam proses pembelajaran adalah tujuan, kemajuan yang
berkembang dan tugas-tugas.
2) Learning Trajectory yang
dilakukan dalam pembelajaran materi pengukuran
a. Mengenal
kuantitas panjang : mengidentifikasi panjang sebagai atribut
b. Membandingkan
panjang secara langsung : anak menentukan 2 objek untuk dikategorikan sebagi
yang terpanjang atau keduanya sama panjang
c. Membandingkan
panjang secara tidak langsung: disini anak membandingkan panjang 2 objek dengan
menghadirkan objek ketiga diantara kedua objek tersebut kemudiansiswamenentukan
objek mana yang lebih anjang jika dibandingkan dengan objek ketiga.
d. Mengukur
panjang dari ujung-ke-ujung : menggunakan satuan dari ujung-ke-ujung untuk
melihat mana yang lebih panjang.
e. Menghubungkan
dan mengulang satuan panjang : (1) menghubungkan ukuran dan jumlah dari
sartuan. Misal, jika cm diubah ke inci maka kita lebih banyak membutuhkan
salah satunya karena salah satu dari keduanya lebih kecil. (2) Mengulang satu
satuan tunggal untuk missal, mengukur
panjang buku yang akurat dengan penggaris.
f. Mengukur
panjang : mengukur, mengetahui, mengidentifikasi satuan, hubungan antara satuan
yang berbeda, bagian dari satuan, titik 0 dalam penggaris.
g. Konsep
ukuran penggaris: penggaris merupakan alat ukur internal. Suatu objek diukur
panjangnya dengan menentukan bagian-bagian objek kemudian menghitung total dari
bagian objek tersebut.
3) Penemuan
a. Alur pembelajaran
siswa yang konsisten dengan Learning
Trajectory asli
b. Kemudian
memodifikasi beberapa bagian dari Learning
Trajectory
c. Semua
siswa memulai dengan pengenalan awala dan berubah selama 5 minggu, untuk lebih
mengenal panjang
d. Hal-hal
yang tidak diduga adalah aturan dari perbedaan bahasa yang dilihat dari aksi
dalam teorema yang ditunjukkan oleh dasar intuisi (seperti: gesture, tindakan,
bahasa asli) serta interaksi dialog yang dipengaruhi oleh dasar bahasa.
e. Dengan
membiarkan semua siswa dapat berpindah ke perbandingan langsung
f. Hal yang
tidak diduga: perpindahan ke perbandingan tidak langsung.
E.
Kelebihan
dan Kekurangan Learning Trojectory
1)
Kelebihan
Ada
beberapa kelebihan penggunaan Learning
Trojectory atau Belajar Lintasan (LTs) yaitu :
1. LTs
termasuk hirarki (setiap tingkat membangun hirarki pada konsep dan prosedur
dari tingkat sebelumnya), tidak terbatas pada urutan keterampilan atau logis.
Maksudnya LTs ini merupakan pendekatan untuk materi yang saling berkelanjutan.
Anak harus faham dahulu dasarnya yang nantinya akan berguna pada pemahaman
selanjutnya.
2. LTs
menggambarkan tingkat anak berfikir (bagaimana anak-anak berfikir tentang topik
dan mengapa termasuk tindakan kognitif pada objek pemelikiran itu) bukan hanya
sekedar kemampuan untuk benar menanggapi pertanyaan matematika meliputi
definisi, konsep atau aturan.
LTs
memiliki pandangan interactionalist pedagogi (sambungan dari dua aspek yang
terkadang membingungkan karena sifatnya yang ambigu). LTs merupakan pendekatan
yang dapat mempermudah anak-anak di dalam mempelajari dan memahami materi
pengukuran mengenai panjang, lebar dan ruang (perbedaan di antara ketiganya).
2)
Kekurangan
Kekurangan
dalam penggunaan Learning Trojectory atau Belajar Lintasan (LTs) yaitu :
1) LTs yang
tidak dilakukan seara sepenuhnya tidak dapat meneliti perkembangan aktual anak
longitudinal (analisis cross-sectional yang sugestuf tetapi tidak dapat
memvalidasi urutan perkembangan).
2) Temuan
dan modifikasi LTs berbasis penelitian harus dipertimbangkan dengan
hati-hati karena : (1) Tergantung kepada
jumlah anak-anak yang diteliti; (2) Ditentukan dengan post hoc; (3) Harus direplikasi dalam penelitian masa depan.
F.
Manfaat
Penelitian
1. Umum
(Pendidikan)
Manfaat
umum dari hasil penelitian ini antara lain:
a. Memperkuat
dan memperkokoh fondasi pengetahuan (kognitif) anak-anak mengenai materi
pengukuran khusus panjang.
b. Bermanfaat dalam pengaplikasian di dalam dunia
nyata dalam kehidupan sehari-hari yang menyangkut pengukuran.
c. Melatih tingkat berfikir kritis anak-anak.
2. Khusus
(Guru)
Manfaat khusus dari hasil
penelitian ini antara lain:
a. Membantu
guru untuk mengajarkan materi tentang pengukuran kepada anak-anak pada usia
dini atau pemula (anak-anak belum pernah mendapatkan materi itu sebelumnya).
b. Mempermudah
guru di dalam mengetahui perkembangan anak-anak di dalam mempelajari dan
memahami materi tentang pengukuran.
c. Melatih
kreatifitas guru di dalam proses pembelajaran khususnya mengenai materi
pengukuran.
5.
PENELITIAN
TINDAKAN KELAS (PTK)
Judul : Journal Writing in Mathematics: Exploring the Connections between Math
Journals and the Completion of Homework Assignments
Penulis : Cara Walz dan Lincoln, NE
Reviewer :
Ricky Antonius Leohani, Tri Rahmah Silviani, dan Novika Sukmaningthias
Latar
Belakang
Peneliti
menyadari ada sesuatu yang hilang dari proses belajar mengajar pada matematika.
Masalah ini melibatkan pemikiran kritis untuk mencari strategi pemecahan
masalah. Peneliti menyadari perlu
mengimplementasikan sesuatu yang baru ke dalam rancangan pembelajaran. Inilah
penyebab mengapa peneliti ingin mengeksplorasi penggunaan matematika jurnal
dalam kegiatan belajar mengajar. Peneliti telah menyaksikan sebagian besar
siswa gagal menyerahkan pekerjaan rumah mereka. Ini disebabkan bahwa mereka
tidak peduli tentang kinerja mereka atau tidak memahami kinerja mereka sendiri
dan tidak memahami bahwa pembelajaran tidak hanya didalam kelas tetapi juga
diluar kelas.
Pekerjaan
rumah harus benar-benar menjadi alat belajar di mana siswa memiliki kesempatan
memanfaatkan pengetahuan yang telah mereka pelajari di kelas dan menerapkannya
ke berbagai masalah. Awalnya peneliti fokus melihat hubungan antara pekerjaan
rumah dengan jurnal dan menguji keberhasilan. Peneliti memutuskan untuk
menggunakan jurnal sebagai salah satu bagian tertentu dari pembelajaran di
kelas. NCTM menyatakan bahwa siswa harus belajar matematika dengan pemahaman,
aktif membangun pengetahuan baru dari pengalaman dan pengetahuan sebelumnya. Lebih
khusus, berkaitan dengan "Representasi" (NCTM, 2000) mengatakan siswa
harus mampu menciptakan dan menggunakan representasi untuk mengatur, merekam,
dan berkomunikasi ide-ide matematika.
Ada
beberapa faktor dalam memutuskan untuk melakukan penelitian ini. Pertama,
journal matematika melibatkan proses belajar mengajar dikelas. Kedua, peneliti bisa menerapkan jurnal tersebut
ke dalam rancangan pembelajarannya tanpa mengganggu metode belajar. Ketiga,
menyelesaikan pekerjaan rumah melalui journal membangkitkan minat belajar
siswa. Peneliti bertanya kepada guru lain apakah jurnal dapat meningkatkan
minat belajar siswa. Tujuan penelitian
ini adalah. Pertama, peneliti akan melihat kolaborasi antara siswa dalam
menulis jurnal. Kedua, peneliti ingin melihat apakah jurnal membantu
menyelesaikan pekerjaan rumah bagi siswa. Ketiga, peneliti ingin bahwa jurnal
terlihat lebih seperti portofolio bukan hanya sebagai catatan.
Pokok
Penelitian
Fokus peneliti pada penelitian ini adalah untuk menguji temuan jurnal yang ditulis
dalam kelas dan dampaknya pada PR siswa. Peneliti menemukan beberapa Tema reoccurring yang
muncul ketika peneliti membaca artikel yang relevan. Artikel yang relevan terbukti sukses dan berhasil dalam
matematika yang kelas, penggunaan journal untuk mempromosikan pemikiran
matematika yang lebih dalam, pentingnya refleksi siswa dan penilaian diri untuk
pemahaman matematika siswa, dan masalah pemecahan melalui penggunaan jurnal
matematika.
Banyak penelitian telah dilakukan pada penggunaan jurnal
matematika. Namun, penelitian ini tidak hanya pada jurnal matematika tetapi juga efek yang
mereka miliki pada penyelesaian PR dan untuk mengintegrasikan matematika
journal ke dalam kelas yang peneliti harap pada gilirannya akan meningkatkan
tingkat penyelesaian pekerjaan. Karena peneliti tidak dapat menemukan
penelitian mengandung korelasi antara journal matematika dan pekerjaan rumah,
penelitian ini
akan mengisi kesenjangan dalam penelitian.
Tujuan Penelitian
Proyek
penelitian tindakan ini mengeksplorasi hubungan antara penggunaan menulis
jurnal dan penyelesaian pekerjaan. Peneliti ingin melihat apakah dengan
menerapkan penggunaan jurnal pada kelas peneliti dan membangun sumber daya
untuk belajar meningkatkan tingkat penyelesaian pekerjaan rumah dan akhirnya
mendukung pembelajaran siswa. Peneliti memeriksa fitur:
1.
Kualitas penalaran siswa mewakili dalam jurnal yang ditulis mereka.
2.
Kualitas tertulis dan lisan presentasi pekerjaan.
3.
Jumlah pekerjaan rumah berbalik tepat waktu.
4. Kualitas
pekerjaan rumah.
Metode
Peneliti
mulai pengumpulan data pada 22 Januari 2008 dan berakhir pada tanggal 27 April
2008. Peneliti dilaksanakan berbagai sumber penelitian di seluruh bulan ini,
termasuk jurnal guru, wawancara, jurnal tulisan mahasiswa, dan catatan
pekerjaan rumah dan nilai ujian. Dengan pelaksanaan jurnal yang ditulis peneliti
disediakan siswa dengan sembilan menulis petunjuknya (LampiranD) dan dijepit
mereka ke jurnal siswa. Setiap siswa diberi jurnal dalam bentuk notebook komposisi
pada awal semester. Peneliti memberi tulisan meminta yang berbeda setiap
minggunya dan ini kemudian dengan tujuan penggunaan rubrik dan disalin untuk
penyelidikan lebih lanjut. Sebelum memberikan penulisan yang cepat pertama
kepada siswa, kami mendiskusikan harapan dan salinan skor rubrik (Lampiran E)
diberikan dengan skor selaras. Siswa juga diminta untuk menjurnalkan pikiran
mereka tentang petunjuknya setiap tiga minggu daftar pertanyaan peneliti
bertanya kepada mereka (Lampiran C) dan ini juga disalin. Peneliti meneruskan
dua jurnal guru terpisah sepanjang semester proses dari pikiran peneliti
sendiri. Dalam jurnal yang peneliti menyebutnya "jurnal observasi,"
memungkinkan peneliti untuk merekam pengamatan siswa bekerja pada jurnal
matematika dan efektivitas jurnal dan lain adalah "jurnal guru," yang
peneliti gunakan di seluruh proyek.
Dalam
jurnal ini peneliti menulis tentang frustrasi dan keberhasilan peneliti harus
setiap minggu dan hal-hal yang peneliti ingin ubah tentang peluang instruksi
atau tingkat diskusi peneliti ingin mendapatkan. Peneliti juga dilpenelitikan
secara individu dan wawancara kelompok seluruh proyek penelitian ini yang
dibagi menjadi tiga kategori yang berbeda. Pertama, peneliti mewawancarai siswa
secara individual untuk bertanya tentang journal dan persepsi mereka efek pada
penyelesaian pekerjaan rumah. Kedua, peneliti melpenelitikan satu set wawancara
individu di mana peneliti meminta mereka untuk menunjukkan pemahaman matematika
mereka dengan bekerja melalui masalah matematika sama dengan yang di jurnal
mereka. Akhirnya, peneliti membagi kelas peneliti ke tiga kelompok yang
terpisah (6-7 siswa dalam setiap kelompok) dan mewawancarai mereka tentang apa
dampak jurnal terhadap pemahaman mereka tentang matematika.
Sumber
data terakhir adalah pelacakan pekerjaan rumah berbalik tepat waktu dengan 80%
dari masalah yang benar dan skor kuis dan tes seluruh proyek. Di seluruh
semester I masukan nilai ini dalam buku kelas peneliti dan setelah setiap bab
dalam kurikulum I dicetak mereka dan menganalisis data untuk setiap kategori.
Pengumpulan data ini jauh lebih mudah untuk mengumpulkan karena fakta bahwa peneliti
selalu terus catatan informasi ini. Namun, peneliti menulis kuis untuk setiap
minggu yang memakan beberapa minggu waktu. Peneliti merasa penting untuk kuis
untuk menyelaraskan dengan diskusi yang kami punya di kelas dan materi kami
meliputi tidak hanya di kurikulum tetapi juga di entri jurnal. Meskipun peneliti
tampaknya terus bermain "catch-up" dengan pengumpulan data peneliti, peneliti
mengumpulkan semua data yang peneliti telah merencanakan untuk mengumpulkan
sepanjang semester. Para siswa yang sangat kooperatif dalam membantu peneliti
untuk mengumpulkan data yang peneliti butuhkan.
Penggunaan
Jurnal untuk Memotivasi Siswa mengerjakan Pekerjaan Rumah
Berdasarkan hasil wawancara, siswa tidak menggunakan
hasil jurnal mreka dalam menyelesaikan pekerjaan rumah mereka. Hal ini
bertentangan dengan harapan peneliti dimana peneliti berkeinginan siswa dapat
menggunakan jurnal untuk membantu mereka dalam menyelesaikan pekerjaan rumah.
Namun meskipun demikian, peneliti dapat menemukan bagian positif dalam aplikasi
jurnal ini, yaitu siswa menjadi ermotivasi untuk mengerjakan pekerjaan rumah
mereka.
Beberapa siswa yang jarang mengerjakan pekerjaaan
rumah sudah mulai menyelesaikan pekerjaan rumah mereka. Siswa juga semakin
percaya diri ketika mendiskusikan hasil pekerjaan mereka dalam diskusi
kelompok. Tidak hanya tingkat penyelesaian pekerjaan menjadi lebih tinggi
tetapi nilai kuis tetap konsisten, ini merupakan nilai positif lainnya. Semua
rata-rata hasil kuis siswa berkisar 70-93%.
Dampak
Penulisan Jurnal terhadap Pembelajaran Peneliti :
Pertanyaan terakhir peneliti dalam proyek ini adalah
"Apa yang terjadi dengan cara mengajar peneliti ketika peneliti mencoba
untuk memasukkan menulis jurnal ke dalam kelas?" Menggunakan jurnal yang
ditulis di dalam kelas telah memfasilitasi integrasi diskusi kelompok kecil dan
besar dalam pembelajaran peneliti. Jurnal yang ditulis telah memungkinkan siswa
untuk membahas masalah yang peneliti berikan kepada mereka dalam kelompok kecil
di meja mereka dan kemudian sebagai seluruh kelompok dengan seluruh kelas.
Pada awalnya, peneliti menemukan diri peneliti berjalan
untuk membantu siswa dengan masalah, tetapi pada pertengahan kuarter keempat
siswa yang menjawab pertanyaan sebagai kelompok ,dan peran peneliti berubah
menjadi seorang pengamat dari diskusi ini. Siswa tidak hanya mendiskusikan
masalah di antara mereka sendiri tetapi mereka memandang ke depan untuk apa
yang mereka sebut "perdebatan" tentang masalah. Sementara dalam
perdebatan tentang masalah ini, peneliti bisa menilai seberapa baik siswa
memahami masalah, yang merupakan pengalaman belajar yang besar bagi peneliti
sebagai seorang pendidik. Peneliti bisa melihat kemampuan komunikasi siswa
tumbuh dan berkembang pada pemahaman mereka tentang matematika.
Kesimpulan
Proyek ini telah
memungkinkan peneliti untuk mengambil langkah mundur dan benar-benar memahami
proses belajar siswa. Peneliti menyadari bahwa peneliti masih memiliki jalan
panjang untuk pergi tapi peneliti percaya peneliti telah belajar informasi
berharga tentang bagaimana siswa belajar matematika. Sekarang peneliti melihat
siswa mengambil waktu untuk memahami masalah matematika tertentu dan berpikir
lebih analitis tentang mereka. Peneliti tidak lagi menemukan diri berdiri di
depan kelas dan mengajar tentang topik tertentu tetapi memiliki diskusi dengan
kelas tentang apa yang mereka ketahui.
Penggunaan jurnal
yang ditulis telah membantu siswa untuk berpikir lebih lanjut tentang masalah
yang mereka hadapi dalam matematika. Sekarang peneliti melihat siswa
menganalisa masalah dan memikirkan bagaimana mereka bisa menyelesaikannya.
Mereka tidak lagi datang ke peneliti dengan pertanyaan tentang tugas melainkan
membicarakan hal ini dengan kelompok mereka dan mencoba
mencari tahu
sendiri. Peneliti percaya jurnal yang ditulis telah memungkinkan siswa untuk
menjadi pemikir yang lebih independen. Kebanyakan siswa menikmati membantu
anggota kelompok mereka jika mereka memiliki pertanyaan dan ini bermanfaat
untuk peneliti sebagai seorang pendidik. Peneliti juga merasa telah belajar
banyak tentang diri peneliti sebagai seorang guru di seluruh proyek ini.
Peneliti telah
menemukan cara untuk mengintegrasikan lebih banyak menulis dalam pengajaran
peneliti dan berencana untuk menggunakan lebih jurnal di masa depan. Peneliti
telah menetapkan tujuan yang lebih untuk diri sendiri di masa depan dalam
jurnal mengintegrasikan lebih baik ke dalam kelas dan berencana untuk
menerapkannya dalam tahun-tahun mendatang.
Meskipun skor kuis tetap stabil dan tingkat penyelesaian
pekerjaan tidak berubah kecuali diskusi kelompok terjadi pada hari berikutnya,
siswa memperoleh pengetahuan berharga dari aplikasi dunia nyata matematika.
Tidak hanya siswa yang terlibat dalam pembelajaran mereka sendiri dari jurnal,
tetapi mereka juga antusias menyelesaikan tugas. Peneliti menemukan itu sangat
bermanfaat sebagai pendidik untuk melihat siswa berantusias ketika menulis jurnal.
6.
PENELITIAN
KUALITATIF
Judul : History of Mathematics: Illuminating Understanding of School
Mathematics Concepts for Prospective Mathematics Teachers
Jurnal : Educ Stud Math (2012) 81:67–84
DOI 10.1007/s10649-011-9361-y
Penulis : Kathleen Michelle Clark
Reviewer :
Aryadi Lintuman, Azmi Yanianti, dan Magdalena Wangge
Pendahuluan
Program
persiapan guru matematika dengan menghubungkan calon guru matematika dengan
pengetahuan pedagogik dan kemampuan mereka dalam melibatkan sudut pandang
sejarah untuk meningkatkan pemahaman mereka dan siswanya terhadap penyelesaian persamaan
kuadrat. Calon guru mengikuti kursus penggunaan sejarah dalam pembelajaran
matematika. Berdasarakan jurnal yang relevan, calon guru diduga telah memahami
dan menguasai konsep sebelumnya.
Kerangka
Konseptual
Penelitian
ini memfokuskan pada bagaimana pemahaman matematis dari kontribusi perspektif
sejarah terhadap pemahaman calon guru matematika untuk mengajar.
Analisis
Data
Penelitian
ini menggunakan metode kualitatif untuk mengeksplore bagaimana pembelajaran
sejarah matematika oleh calon guru matematika mempengaruhi pengetahuan
matematika mereka untuk mengajar.
Pengumpulan Data
Data
dalam penelitian adalah data primer yaitu data yang diambil dari beberapa
jurnal reflektif. Jurnal tersebut merupakan jurnal yang menyediakan jumlah data
yang sangat besar dan kualitasnya pun sangat mahal.
Interpretasi Pengaruh pada Pengetahuan
Matematis
Berdasarkan
data yang diperoleh dari jurnal, peneliti menfokuskan analisis data pada satu
topik pembelajarn matematika disekolah yaitu penyelesaian persamaan kuadrat.
Untuk menganalisis data tersebut peneliti menggunakan bantuan software
Weft-QDA.
Kelebihan
Manfaat Sejarah
Matematika Dalam Pembelajaran yaitu :
1) Sebagai materi pembelajaran atau kuliah
Membahas
dari segi fakta, kronologis, evolusi sejarah matematika
2) Sebagai konteks materi pembelajaran
Memberika perpektif
humanis dalam pembelajaran dengan menampilkan hasil karya dan biografi
matematikawan
3) Sebagai sumber strategi pembelajaran
Memberikan alternative cara atau
strategi pembelajaran suatu pokok materi matemaika
Menurut John Fauvel (Garner, 1997), manfaat penerapan sejarah matematika
di sekolah yaitu:
1) Meningkatkan
motivasi dalam belajar
2) Meningkat
aspek humanistis matematika
3) Mengubah
persepsi siswa terhadap matematika kearah yang positif
4) Siswa
mendapatkan kesenangan/kepercayaan diri dengan memastikan bahwa mereka bukan
satu-satunya yang dihadapkan dengan masalah matematika
5) Mengurangi
kesan bahwa matematika itu menakutkan
6) Dengan
menyelami sejarah membantu menopang ketertarikan dan kegembiraan siswa
7) Dengan
membandingkan terhadap teknik-teknik kuno, dapat memberikan nilai lebih pada
teknik modern
8) Membantu
menjelaskan peranan matematika dalam masyarakat.
9) Memberikan
kesempatan untuk bekerja lintas kurikulum dengan guru lain atau subjek lain.
10) Membantu
mengembangkan pendekatan yang multikultural.
Kekurangan
Berdasarkan makalah Akhmad Nayazik
(2012) :
1) Keterbatasan
sumber bahan referensi tentang sejarah matematika tentang suatu topik
pembelajaran matematika
2) Memerlukan
kajian yang mendalam tentang sejarah matematika dan pengintegrasiannya dalam
pembelajaran matematika
Demikian
ringkasan review jurnal dari
masing-masing kelompok yang membahas enam jenis penelitian. Semoga bermanfaat :)
Pada dasarnya teman-teman dapat memanfaatkan berbagai materi yang ditulis di blog sebagai bahan rujukan melakukan review. Daam blog anda sudah terupload mulai dari masalah penelitian hingga teknik analisis. Melalui berbagai materi tersebut dapat dicermati satu persatu bagian jurnal (review) misalkan bagaimanakah kualitas (urgensi) penelitian ditinjau dari masalah yang mendasari, kedalaman pustaka yang diacu, kesesuaian metode penelitian yang dipilih, dan sebagainya. Dengan demikian maka review dapat dilakukan secara detail dan mendalam.
BalasHapus