Laman

Sabtu, 26 Desember 2015

Review Journal



            Dalam tiga pertemuan terakhir sebelum UAS semester gasal, perkuliahan Metodologi Penelitian yang diampu oleh Dr. Heri Retnawati  disisipi oleh presentasi kelompok untuk mereview jurnal internasional. Adapun jurnal yang direview ada 6 jenis, yaitu Deskriptif eksploratif, pengembangan, eksperimen, evaluasi, PTK, dan kualitatif.
            Berikut ini intisari dari review jurnal yang telah dipresentasikan oleh masing-masing kelompok di kelas A Pendidikan Matematika PPs UNY 2015. Presentasi dilakukan pada perkuliahan tanggal 8, 15, dan 22 Desember 2015.

1.      PENELITIAN DEKRIPTIF EKSPLORATIF
Judul              : An Onto-Semiotic Analysis of Combinatorial Problems and The Solving Processes by University Students
Penulis            : Juan D. Godino, Carmen Batanero, dan Rafael Roa
Reviewer         : Imaludin Agus, Venti Indiani, dan Tri Kurniah Lestari

Intisari
Menurut Ernest (1988) matematika adalah suatu kegiatan atau aktivitas. Dalam aktivitas tersebut timbul gejala atau respon baik berupa visual maupun verbal. Pada penelitian ini hal tersebut dianalisis dengan metode ontologis semiotik untuk melihat kemampuan berpikir matematis pada mahasiswa. Semiotik berasal dari kata sign yang berarti tanda. Secara umum metode semiotik dapat diartikan sebagai suatu metode dengan melihat tanda yang muncul baik secara visual maupun verbal.

Entitas utama dari ontologis semiotik terdiri dari enam entitas, yaitu: bahasa, situasi/masalah, tindakan, konsep, properti, dan argumen.

1)      Bahasa
Penyajian yang digunakan untuk mewakili masalah kombinatorial ini yaitu notasi simbolik dan susunan tabel (tabulasi arrangement),  contoh notasi simbolik : kombinasi antara 3 huruf identik yang dimasukan secara berturut-turut kedalam 4 amplop, notasi simboliknya yaitu : C(n,m), C(4,3). Kemudian contoh susunan tabel nya seperti combinasi segitiga pascal, diagram venn, dan pohon.

2)      Situasi/Masalah
Masalah kombinatori merupakan masalah pada matematika yang menyebabkan  munculnya aktivitas kombinatorial.
Soal 1 :
Kombinasi tiga angka yang diambil berturut-turut dalam kotak yang berisi 4 kelereng.
Soal 2:
Kita memiliki 3 huruf yang identik  yang akan dimasukan kedalam 4 amplop yang berbeda warna. Solusi untuk masalah ini adalah C4,3, tetapi ada banyak kemungkinan yang berbeda dalam model ini, tergantung pada fitur berikut:
Soal 3 :
Seorang anak laki-laki memiliki empat mobil yang berbeda warna (hitam, oranye, putih dan hijau) dan dia memutuskan untuk memberikan mobil tersebut kepada teman-temannya Fernando, Luis dan Teresa. Berapa banyak cara yang berbeda ia dapat mendistribusikan mobil tersebut?
Soal 4: seorang anak memeliki 12 kartu permainan : 9 kartu diberi nomor dengan angka 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 dan 9. Kemudian tiga kartu yang tersisa diberi nama: jack, ratu dan raja. Berapa banyak cara yang berbeda dalam mengatur empat kartu berturut-turut, dengan kondisi bahwa tiga kartu yang diberi nama selalu dipilih?

3)      Tindakan
Ketika dihadapkan dengan masalah matematika diperlukan tindakan yang beragam dalam proses penyelesaiannya. Sehingga diharapkan siswa dapat melakukan tindakan berikut untuk memecahkan masalah :
a. Menerjemahkan pernyataan masalah
b. Mengidentifikasi kondisi sampel
c. Menyadari kondisi dimana dimungkinkan untuk menerapkan konsep
d. Mengingat dan beroperasi dengan rumus
e. Melaksanakan operasi aritmatika

4)      Konsep
Selain memahami  cara memecahkan masalah dengan notasi yang mereka gunakan, diharapkan siswa juga dapat memahami konsep-konsep mengenai kombinasi, kelompok, parameter, seleksi, permutasi dan lain sebagainya.

5)      Properti
Konsep ditentukan oleh atribut (sifat) yang mewakili kondisi, dan karakteristik dalam suatu situasi serta hubungan antar objek contohnya suatu kombinasi diperoleh dari pembagian antara susunan yang mungkin dan permutasi.

6)      Argumen
Semua tindakan yang dilakukan melalui argumen atau penalaran, digunakan untuk memeriksa solusi masalah dan menjelaskan solusi ini kepada orang lain.

Aspek pengetahuan matematika dapat dilihat berdasarkan dua aspek yang berpasangan: personal-institusional, ostensive-non ostensive, example-type, elemental-systemic, expression-content.
1)      personal-institusional
Dari segi institusional, sebelum melakukan evaluasi terhadap hasil tes pengetahuan siswa terlebih dahulu mengalisis buku teks dan kurikulum. Dari hasil analisis tersebut diperoleh bahwa interpretasi yang diberikan kurang jelas sehingga menyulitkan siswa untuk menemukan solusi dari permasalahan tersebut. Sedangkan dari segi individu, dimana pedro sebagai subjeknya ditemukan bahwa pedro mengalami kesulitan dalam menerapkan defenisi dan rumus kombinasi dalam pemecahan masalah, hal ini didasarkan pada hasil wawancara peneliti terhadap pedro. Selain itu, persoalan lain diperoleh bahwa pedro mengalami kesulitan dalam memahami dan mengidentifikasi masalah, sehingga mengalami kesalahan dalam penentuan solusi berdasarkan kerangkan yang dibuat oleh institusional
2)      ostensive-non ostensive
Ostensive merupakan suatu cara menggambarkan suau konsep, sifat, masalah, pendapat(argument) serta tindakan yang diberikan melalui bahasa. Selain itu, juga merupakan salah satu cara untuk mengepresikan benda non ostetensif. Sebagai contoh: pada kasus pedro, dimana pedro mengasumsikan bahwa mobil yang diberikan kepada ketiga anak tersebut memiliki warna yang berbeda sehingga memungkinkan keempat mobil tersebut diperoleh oleh satu induvidu (Fernando). Kesimpulannya adalah harus memberikan penjelasan yang jelas terhadap objek yang digambarkan.
3)      example-type
Gagasan yang dituliskan pada aspek ini tentang kesulitan membedakan antara jenis dan contoh dalam proses pemecahan masalah matematika. Salah satu contoh kasusnya adalah adolf yang mampu menyelesaikan masalah kombinasi tertentu dengan menggunakan pendekatan konkrit (tanpa rumus yang telah ditentukan) serta dapat digeneralisasikan dalam situasi lain.
4)      elemental-systemic
Pada proses pembelajaran matematika (kombinatori) harus memperhatikan sistematik materi atau hubungan antara sub materi. Sebagai contoh hubungan antara kombinasi dengan nomor kombinasi, segitiga pascal serta hubungan kombinasi dengan binomial.
5)      expression-content
Kegiatan matematika pada dasarnya relasional, dimana ada korespondensi antara antesenden (ekspresi, signifikasi) dan kosekuen (isi dan makna) yang didasarkan pada kriteria tertentu.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis pemecahan masalah yang dilakukan oleh mahasiswa pada materi kombinatorial dapat didapatkan beberapa hal. Hasil analisis pada penyelesaian permasalahan yang dilakukan oleh Adolf (subjek 1) diidentifikasi bahwa Adolf mampu mengidentifikasi semua data pada soal dengan benar. Dalam proses menyelesaikan masalah Adolf mengerjakan soal secara bertahap melalui step-step. Solusi yang dihasilkan oleh Adolf mempunyai tingkat kompleksitas yang relatif tinggi. Selain itu Adolf juga mempunyai argumen untuk memvalidasi solusi yang diperolehnya. Sementara itu Hasil analisis pada penyelesaian permasalahan yang dilakukan oleh Luisa (subjek 2) diidentifikasi bahwa dia pernah mendapat materi kombinasi sebelumnya dan dia masih ingat beberapa rumus namun kesulitan dalam memecahkan masalah. Luisa dapat menafsirkan data dengan baik dan menuliskan notasi symbol yang sesuai. Misalkan: notasi B : untuk Mobil Hitam. Luisa juga dapat menafsirkan beberapa pernyataan dan dia memahami objek yang didistribusi memiliki sifat yang berbeda dan dikelompokkan sesuai dengan sifatnya. Selain itu Luisa dapat menyelesaikan masalah dengan menggunakan rumus yang dia ketahui, tetapi terkadang ia kesulitan dalam menafsirkan masalah. Sementara itu hasil analisis pada penyelesaian permasalahan yang dilakukan oleh Juan (subjek 3) diidentifikasi bahwa ia sulit mengingat defenisi tentang materi kombinatorik serta mengalami kesulitan dalam penggunaan konsep atau operasi kombinatorik. Juan menafsirkan permasalahan (simbolisasi permasalahan) dengan benar. Dia juga mampu mengidentifikasi dengan benar fakta-fakta dalam masalah tersebut serta menerapkan dan mengidentifikasi operasi (konsep) secara langsung dalam proses pemecahan masalah berkaitan dengan materi kombinasi. Selain itu Juan menggunakan defenisi yang dibuatnya untuk langsung mengidentifikasi operasi (konsep) dalam proses pemecahan masalah.

Kelebihan Penelitian
Kelebihan yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.    Dapat menjelaskan lebih detail mengenai subjek penelitian
2.    Data dapat menyebabkan saran hipotesis untuk studi masa depan
3.    Hasil Penelitian dapat menjadi referensi, pedoman atau acuan bagi pendidik dalam proses evaluasi pembelajaran khususnya materi kombinatorik

Kelemahan Penelitian
Kelemahan yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.    Desain penelitian fleksibel sehingga hasil penelitian tidak bisa diprediksi.
2.    Hasil penelitian hanya berlaku untuk subjek yang diteliti saja.
3.    Tidak semua hasil pekerjaan siswa dianalisis secara detail.

Manfaat Penelitian
Manfaat umum
Penelitian ini dapat digunakan sebagai kerangka teori dalam penyusunan tesis maupun jurnal untuk dipublikasikan.
Manfaat khusus
Manfaat bagi guru adalah memberikan penjelasan lebih lanjut pada kesulitan dan keterbatasan dalam pembelajaran matematika berdasarkan sifat dan kompleksitas objek matematika. Sementara itu, manfaat bagi peneliti sebagai bahan atau acuan yang relevan bagi penelitian selanjutnya.

2.      PENELITIAN PENGEMBANGAN
Judul                : Developing Model – Based Reasoning in Mathematics and Science.
Penulis              : Richard Lehrer dan Leona Schauble.
Jurnal               : Journal of Applied Developmental Psychology , vol. 21 (1) , hlm. 39 – 48, 2000. ISSN : 0193 – 3973.
Reviewer           : Nurafni Retno Kurniasih, Muhammad Ali Maskur, dan Fitriani
Intisari
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan bentuk pemodelan dalam matematika berbasis penalaran untuk meningkatkan kemampuan penalaran siswa pada tingkat sekolah dasar. Penelitian ini dilakukan karena memandang bahwa :
1.      Kemampuan siswa dalam memahami masalah dan penalaran sangat penting, karena diperlukan untuk ingatan jangka panjang.
2.      Matematika berkaitan erat dengan alam semesta, maka untuk  membawa alam semesta ke dalam matematika diperlukanlah pemodelan matematika.
3.      Rendahnya kemampuan siswa dalam menangkap ide – ide untuk mengembangkan kemampuan penalarannya.
4.      Kemampuan penalaran siswa sekolah dasar masih rendah, karena keterlambatan penggunaan  model matematika dalam pembelajaran.
5.      Pengembangan model matematika berbasis penalaran pada penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan kurangnya kemampuan penalaran siswa.
Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Lokasi penelitian adalah di Wisconsin. Populasinya adalah empat sekolah di distrik dekat Madison, Wisconsin. Sampelnya adalah siswa sekolah dasar. Data diperoleh dengan teknik kualitatif dengan menggunakan peneliti sebagai instrumen utama penelitian, pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan dokumentasi (foto).
Penelitian menghasilkan empat bentuk model dan praktek pemodelan yang menjanjikan untuk dapat mengembangkan model berbasis penalaran adalah
1.      Model Fisik
Siswa dapat membuat model matematika dengan menggunakan alat peraga.
2.      Representasi Model
Siswa menggambarkan/ merepresentasikan pemodelan matematika dalam bentuk tulisan di kertas. Pemodelan ini masih merupakan ekspresi seni.
3.      Sintaksis Model
Siswa dapat menganalogikan matematika dengan kemiripan yang ada di alam semesta/ lingkungan di sekitarnya.
4.      Hipotesis – deduktif model
Siswa dapat membuat hipotesis dari hasil pemodelan matematika kedalam bentuk matematika simbolik.
Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah materi geometri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa siswa akhirnya mencatat bahwa ketidaksesuaian antara garis dan titik – titik yang mewakili masing – masing objek yang berkaitan. Bahan yang digunakan dalam penelitian yaitu kuningan, aluminium, teflon dan kayu. Dari bahan tersebut kemudian dirangkai siswa ke dalam bentuk bangun-bangun geometri seperti prisma empat persegi panjang, silinder dan bola. Pada pengaplikasian bahan tersebut dalam pemodelan masih memiliki kekurangan disebabkan karena bahan tersebut hanya berlaku untuk memodelkan prisma empat persegi panjang namun tidak sesuai untuk pemodelan silinder dan bola.

Kelebihan Penelitian:
1.      Penelitian ini mengembangkan pemodelan matematika berbasis penalaran yang berguna untuk variasi mengajar
2.      Pemodelan matematika berguna untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam jangka panjang.
3.      Siswa terlibat secara langsung dalam proses pemodelan matematika.

Kelemahan Penelitian:
1.      Tidak ada penjelasan yang spesifik tentang sampel penelitian
2.      Kemampuan penalaran pada keseluruhan siswa tidak dapat diamati secara langsung
3.      Siswa terfokus pada satu model matematika atau menonjol pada satu model sehingga ketika diberikan kasus pemodelan yang lain siswa masih kesulitan untuk memodelkannya.
4.      Masih terdapat miskonsepsi dari pemodelan matematika antara guru dengan siswa.
5.      Pemodelan belum menjadi ilmu dasar dalam pembelajaran matematika.

Kebermanfaatan Penelitian:
1.    Bagi siswa
Penelitian ini bisa menumbuhkan motivasi pada siswa untuk belajar matematika, membuat siswa tertarik dan senang dengan pembelajaran yang dilakukan, lebih aktif, mempunyai kemampuan penalaran, berkemampuan mengeksplorasi dan kreatif sehingga pembelajaran menjadi bermakna.
2.    Bagi Pendidik
         Penelitian ini dapat menjadi bahan referensi, sebagai sumber belajar bagi pendidik, dapat menginspirasi pendidik, meningkatkan kreatifitas dan peran pendidik dalam memilih model atau metode pembelajaran yang baik dan cocok untuk siswa untuk meningkatkan kemampuan penalaran siswa. Pendidik dapat menjadi fasilitator pembelajaran dan bisa  mengatasi kendala-kendala yang dihadapi di lapangan.
3.    Bagi Sekolah
     Penelitian dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dan informasi yang bermanfaat untuk melakukan pembaharuan dan pengembangan yang berorientasi pada masa depan.
4.    Bagi Peneliti Selanjutnya
     Penelitian ini dapat menjadi bahan  rujukan untuk  penelitian  berikutnya. Kekurangan yang ada pada penelitian ini menjadi satu dasar untuk mengkaji penelitian lanjutan dengan metode dan pendekatan yang lebih kompleks, misalnya dengan teknik sampling yang lebih baik.

3.      PENELITIAN EKSPERIMEN
Judul              : The Effects Of Cooperative Learning On Preschoolers’ Mathematics Problem-Solving Ability
Jurnal               :Educ Stud Matemathics (2009) 72:325-340 DOI 10,1007/s10649-009-9197
Penulis              : Kamuran Tarim
Reviewer           : Evvy Lusiana, Fauziah Artanti, dan Swasti Diah Widiaswari
Intisari
1)      Pendahuluan
Pemecahan masalah merupakan sarana penting untuk mengembangkan pengetahuan matematika. Pemecahan masalah merupakan kegiatan untuk menunjukkan rasa ingin tahu dan kecerdasan siswa. Menurut NCTM, tantangan untuk membangun kecerdasan pemecahan masalah siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif adalah salah satu contoh dari pengaturan instruksional yang dapat digunakan untuk mendorong siswa dapat belajar secara aktif yang merupakan dimensi penting dalam pembelajaran matematika. Kemudian siswa diberikan tugas untuk membahas, memecahkan masalah, dan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

2)      Tujuan Penelitian :
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh metode pembelajaran kooperatif pada anak-anak pra sekolah terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika verbal (penambahan, pengurangan dan pembagian).

3)      Kajian Pustaka
Pembelajaran kooperatif menurut Johnson & Johnson (1999) merupakan pengelompokkan siswa ke dalam kelompok kecil agar siswa dapat bekerja sama dengan kemampuan maksimal yang mereka miliki dan mempelajari satu sama lain ke dalam kelompok tersebut.Pembelajaran kooperatifmenurut Slavin (1990) adalah model pembelajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok kecil untuk membantu dan bertanggung jawab satu sama lain dalam mempelajari materi pelajaran, cooperative learning bisa digunakan secara luas dari TK hingga Perguruan Tinggi.
Pembelajaran kooperatifmenurut Askew & William (1998), pembelajaran kooperatifmemiliki dampak positif dari kegiatan pembelajaran kooperatif learning tidak dipengaruhi oleh usia anak, kemampuan atau tipe sekolah. Menurut Moilles (1989, NCTM 2001) banyak program sekolah yang memperkuat kerjasama di kelas untuk meningkatkan minat dan mengembangkan kemampuan matematika, kemampuan membaca dan kemampuan pemecahan masalah.
Menurut Rogolf (1998; Rubin, Bukowski & Parker, 1998) tugas dalam pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan meningkatkan keterampilan komunikasi siswa dengan teman-teman.Menurut Curan (1998) untuk menciptakan suasana belajar pada pembelajaran kooperatif siswa haruslah aktif mendengarkan, partisipasi dalam happytalk dan berpartisipasi aktif.
a.       Aktif mendengarkan : pendengarharus fokus dalam memperhatikan dan mendengarkan pembicara.
b.      Happy talk :digunakan untuk mengembangkan kebiasaan siswa dalam mengatakan hal positif (ekspresi positif dan kalimat positif) dalam interaksi.
c.       Berpartisipasi aktif : setiap anggota kelompok mempunyai tanggung jawab masing-masing untuk mencapai tujuan kelompok secara keseluruhan.

4)      Subjek Penelitian
Populasi penelitian adalah taman kanak-kanak swasta di Turki.
Sampel diambil dari taman kanak-kanak swasta yang sebagian besar orang tua siswa dari keluarga ekonomi menengah dan tinggi serta berprofesi sebagai dokter, perawat, insinyur dan guru. Sampel yang diteliti sebanyak 54 siswa yang berusia antara 5 sampai 6 tahun. Dari 54 siswa dikelompokkan menjadi 3 kelompok dengan 1 kelompok kontrol dan 2 kelompok eksperimen.

5)      Variabel
Variabel bebas : Pembelajaran kooperatif
Variabel terikat : Kemampuan pemecahan masalah matematika (penjumlahan, pengurangan dan pembagian)

6)      Instrumen
Instrumen penelitian berupa tes yang berbentuk uraian, juga melakukan observasi terhadap perilaku siswa selama proses pembelajaran dan mewawancarai guru.

7)      Analisis Data
Analisis data yang digunakan adalah :
a)      Analisis varians  yang digunakan untuk menentukan ada atau tidaknya perbedaan rata-rata yangsignifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol yang diambil dari hasil pretest.
b)      Analisis kovarian digunakan untuk menentukan ada atau tidaknya perbedaanrata-rata nilai posttest yang signifikan antara kelas eksperimendan kontrol.
c)      Uji bonferroni digunkan untuk mengetahui perbedaan rata-rata antar variabel (penjumlahan, pengurangan dan pembagian)

8)      Hasil Penelitian dan Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan tingkat kemampuan pemecahan masalah siswa dari 2 kelompok eksperimen dan kelas kontrol. Namun, perbedaan kemampuan pemecahan masalah tersebut tidak signifikan. Pembelajaran kooperatif dapat diterapkan pada pembelajaran konsep matematik di taman kanak-kanak. Siswa pada kelompok eksperimen membangun kemampuan pemecahan masalah mereka ke tingkat yang lebih tinggi terutama pada masalah penjumlahan, pengurangan dan pembagian. Dari hasil observasi ditemukan bahwa terjadi kerja sama yang baik di dalam kelompok.

Kelebihan dan Kelemahan Penelitian
Kelebihan
a)   Penelitian ini menjelaskan secara detail tahapan-tahapan dalam penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data dan data pendukung penelitian yang jelas dan lengkap.
b)   Di akhir bab secara tersurat peneliti merekomendasikan apa saja yang harus dilakukan untuk melanjutkan dan mengembangkan penelitian ini.
c)   Penggunaan bahasa yang mudah dipahami.
Kelemahan
a)   Hasil wawancara tidak ditulikan dalam hasil penelitian.
b)   Judul penelitian tidak menggambarkan secara jelas mengenai maksud dan tujuan dari penelitian ini.
c)   Tujuan penelitian tidak sesuai dengan hasil penelitian.
d)  Tidak tercantum indikator kemampuan pemecahan masalah

Manfaat Penelitian
1)   Umum (Pendidikan)
a)   Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu usaha untuk memperbaiki sistem pembelajaran matematika.
b)   Memberikan informasi secara ilmiah kepada guru matematika maupun praktisi pendidikan yang tertarik dengan pembelajaran matematika bahwa pembelajaran matematika yang penting bagi semua siswa adalah bagaimana meningkatkan kemampuan mereka dalam perhitungan matematika atau kemampuan numerik mereka.
2)   Khusus (Guru Matematika)
a)   Siswa dapat menerima pengalaman belajar yang lebih bervariasi.
b)   Model pembelajaran ini dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam melakukan pembelajaran di kelas sehingga dapat meningkatan kualitas pembelajaran.

4.      PENELITIAN EVALUASI
Judul              : Evaluation Of A Learning Trajectory For Length In The Early Years
Jurnal             : ZDM Mathematics Education (2011) 43:667–680 DOI 10.1007/s11858-011-0326-5
Penulis            : Julie Sarama, Douglas H. Clements, Jeffrey Barrett, Douglas W. Van Dine, dan Jennifer S. McDonel
Reviewer         : Aida Rukmana Hadi, Ayu Arfiana, Atik Lutfi Ulin Ni’mah, dan Heru Tri Novi Rizki
A.    Pendahuluan
Dalam jurnal internasional yang ditulis oleh Julie Sarama, Douglas H.Cliements, Jefrrey Barret, Douglas W.Van Dine, Jennifer S. Mc Done, yang berjudul Evaluation Of A Learning Trajectory For Length In The Early Years. Jurnal tersebut kami terjemahkan dalam bahasa Indonesia menjadi Evaluasi Learning Trajectory  (Lintasan Belajar) dalam Materi Pengukuran Pada Siswa Tahun Awal (Usia Dini atau Pemula)
Kita ketahui bersama bahwa pengukuran adalah komponen penting dalam pembelajan matematika. Namun penelitian yang terkait dengan pembelajaran tentang materi pengukuran sangat terbatas jika dibandingkan dengan materi lain seperti bilangan dan operasi bilangan.
Dalam jurna tersebut dijelaskan bahwa penulis melakukan penelitian terkait materi pengukuran dengan cara mengevaluasi dan menyempurnakan learning trajectory yang telah dikembangkan sebelumnya. Fokus yang diteliti mereka pada progres perkembangan yang memunculkan aspek kognitif dan perkembangan pengetahuan strategis serta konseptual pengukuran.
Alasan mengapa dilakukan penelitian ini karena (1) Pengukuran tidak hanya merupakan aplikasi dunia nyata pokok matematika tetapi juga merupakan bagian penting dari dasar untuk penalaran kuantitatif, termasuk aritmatika, rasio, proporsi dan hubungan antar variabel. Sehingga anak-anak pun perlu melakukan pengukuran. (2) Sebagian sekolah yang terdapat di Amerika Serikat, biasanya materi pengukuran tidak diajarkan dengan baik. Dalam perbandingan internasional, anak-anak Amerika Serikat terlemah dalam pengukuran (Ginsburg, Cooke, Leinwand, Noell & Pollock, 2005)
B.     Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukan penelitian ini adalah
1)      Membangun sebuah deskripsi belajar anak terhadap materi pengukuran
2)      Mengevaluasi dan menyempurnakan pembelajaran pada anak usia dini melalui lintas belajar (Learning Trajectory) dalam materi pengukuran terutama dalam perkembangan kognitif dan pengetahuan konseptual terhadap pengukuran.
C.    Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini diambil dari sekolah perkotaan di New York State. Dalam upaya pengumpulan data, peneliti melakukan siklus wawancara. Hal ini dilakukan karena salah satu yang diteliti mencangkup item pengukuran dan penilaian berbasis wawancara, serta tugas-tugas sebelumnya yang dikembangkan dan divalidasi. Wawacara dan tugas-tugas tersebut dirancang untuk memperoleh strategi dan  perkembangan-perkembangan tertentu.
Untuk dapat lebih mengevaluasi LT (Learning Trajectory), peneliti melakukan tes kepada anak-anak dengan memfokuskan pada perilaku anak-anak terhadap pemahaman mereka pada pembahasan pengukuran panjang. Penelitian ini didasarkan pada instruksi kelas dan praktik guru, urutan dari instruksi kelas dirancang dan dilaksanakan dengan berkolaborasi dengan guru. Peneliti juga mengamati setiap pelajaran atau urutan pelajaran yang diajarkan oleh guru kelas yang berfokus pada materi pengukuran. Peneliti dapat merekam proses pembelajaran yang dilakukan guru.
Dengan demikian, sumber data yang diperoleh berupa catatan hasil wawancara, observasi kelas, nilai dari tes siswa. Selain itu berupa rekaman video proses pembelajaran, termasuk di dalamnya instruksi guru dan kegiatan yang dilakukan siswa dalam proses pengukuran panjang. Data yang telah diperoleh tersebut kemudian digunakan untuk mengidentifikasikan perilaku siswa dalam memahami pengukuran panjang.
D.    Hasil Penelitian
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah
1)      Tiga komponen dalam Learning Trajectory yang digunakan dalam proses pembelajaran adalah tujuan, kemajuan yang berkembang dan tugas-tugas.
2)      Learning Trajectory yang dilakukan dalam pembelajaran materi pengukuran
a.       Mengenal kuantitas panjang : mengidentifikasi panjang sebagai atribut
b.      Membandingkan panjang secara langsung : anak menentukan 2 objek untuk dikategorikan sebagi yang terpanjang atau keduanya sama panjang
c.       Membandingkan panjang secara tidak langsung: disini anak membandingkan panjang 2 objek dengan menghadirkan objek ketiga diantara kedua objek tersebut kemudiansiswamenentukan objek mana yang lebih anjang jika dibandingkan dengan objek ketiga.
d.      Mengukur panjang dari ujung-ke-ujung : menggunakan satuan dari ujung-ke-ujung untuk melihat mana yang lebih panjang.
e.       Menghubungkan dan mengulang satuan panjang : (1) menghubungkan ukuran dan jumlah dari sartuan. Misal, jika cm diubah ke inci maka kita lebih banyak membutuhkan salah satunya karena salah satu dari keduanya lebih kecil. (2) Mengulang satu satuan tunggal untuk  missal, mengukur panjang buku yang akurat dengan penggaris.
f.       Mengukur panjang : mengukur, mengetahui, mengidentifikasi satuan, hubungan antara satuan yang berbeda, bagian dari satuan, titik 0 dalam penggaris.
g.      Konsep ukuran penggaris: penggaris merupakan alat ukur internal. Suatu objek diukur panjangnya dengan menentukan bagian-bagian objek kemudian menghitung total dari bagian objek tersebut.
3)      Penemuan
a.       Alur pembelajaran siswa yang konsisten dengan Learning Trajectory asli
b.      Kemudian memodifikasi beberapa bagian dari Learning Trajectory
c.       Semua siswa memulai dengan pengenalan awala dan berubah selama 5 minggu, untuk lebih mengenal panjang
d.      Hal-hal yang tidak diduga adalah aturan dari perbedaan bahasa yang dilihat dari aksi dalam teorema yang ditunjukkan oleh dasar intuisi (seperti: gesture, tindakan, bahasa asli) serta interaksi dialog yang dipengaruhi oleh dasar bahasa.
e.       Dengan membiarkan semua siswa dapat berpindah ke perbandingan langsung
f.       Hal yang tidak diduga: perpindahan ke perbandingan tidak langsung.

E.     Kelebihan dan Kekurangan Learning Trojectory
1)      Kelebihan
Ada beberapa kelebihan penggunaan Learning Trojectory atau Belajar Lintasan (LTs) yaitu :
1.      LTs termasuk hirarki (setiap tingkat membangun hirarki pada konsep dan prosedur dari tingkat sebelumnya), tidak terbatas pada urutan keterampilan atau logis. Maksudnya LTs ini merupakan pendekatan untuk materi yang saling berkelanjutan. Anak harus faham dahulu dasarnya yang nantinya akan berguna pada pemahaman selanjutnya.
2.      LTs menggambarkan tingkat anak berfikir (bagaimana anak-anak berfikir tentang topik dan mengapa termasuk tindakan kognitif pada objek pemelikiran itu) bukan hanya sekedar kemampuan untuk benar menanggapi pertanyaan matematika meliputi definisi, konsep atau aturan.
LTs memiliki pandangan interactionalist pedagogi (sambungan dari dua aspek yang terkadang membingungkan karena sifatnya yang ambigu). LTs merupakan pendekatan yang dapat mempermudah anak-anak di dalam mempelajari dan memahami materi pengukuran mengenai panjang, lebar dan ruang (perbedaan di antara ketiganya).
2)      Kekurangan
Kekurangan dalam penggunaan Learning Trojectory atau Belajar Lintasan (LTs) yaitu :
1)      LTs yang tidak dilakukan seara sepenuhnya tidak dapat meneliti perkembangan aktual anak longitudinal (analisis cross-sectional yang sugestuf tetapi tidak dapat memvalidasi urutan perkembangan).
2)      Temuan dan modifikasi LTs berbasis penelitian harus dipertimbangkan dengan hati-hati  karena : (1) Tergantung kepada jumlah anak-anak yang diteliti; (2) Ditentukan dengan post hoc; (3) Harus direplikasi dalam penelitian masa depan.

F.     Manfaat Penelitian
1. Umum (Pendidikan)
Manfaat umum dari hasil penelitian ini antara lain:
a.       Memperkuat dan memperkokoh fondasi pengetahuan (kognitif) anak-anak mengenai materi pengukuran khusus panjang.
b.       Bermanfaat dalam pengaplikasian di dalam dunia nyata dalam kehidupan sehari-hari yang menyangkut pengukuran.
c.        Melatih tingkat berfikir kritis anak-anak.
2. Khusus (Guru)
        Manfaat khusus dari hasil penelitian ini antara lain:
a.       Membantu guru untuk mengajarkan materi tentang pengukuran kepada anak-anak pada usia dini atau pemula (anak-anak belum pernah mendapatkan materi itu sebelumnya).
b.      Mempermudah guru di dalam mengetahui perkembangan anak-anak di dalam mempelajari dan memahami materi tentang pengukuran.
c.       Melatih kreatifitas guru di dalam proses pembelajaran khususnya mengenai materi pengukuran.

5.      PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK­)
Judul              : Journal Writing in Mathematics: Exploring the Connections between Math Journals and the Completion of Homework Assignments
Penulis            : Cara Walz dan Lincoln, NE
Reviewer         : Ricky Antonius Leohani, Tri Rahmah Silviani, dan Novika Sukmaningthias
Latar Belakang
Peneliti menyadari ada sesuatu yang hilang dari proses belajar mengajar pada matematika. Masalah ini melibatkan pemikiran kritis untuk mencari strategi pemecahan masalah. Peneliti  menyadari perlu mengimplementasikan sesuatu yang baru ke dalam rancangan pembelajaran. Inilah penyebab mengapa peneliti ingin mengeksplorasi penggunaan matematika jurnal dalam kegiatan belajar mengajar. Peneliti telah menyaksikan sebagian besar siswa gagal menyerahkan pekerjaan rumah mereka. Ini disebabkan bahwa mereka tidak peduli tentang kinerja mereka atau tidak memahami kinerja mereka sendiri dan tidak memahami bahwa pembelajaran tidak hanya didalam kelas tetapi juga diluar kelas.
Pekerjaan rumah harus benar-benar menjadi alat belajar di mana siswa memiliki kesempatan memanfaatkan pengetahuan yang telah mereka pelajari di kelas dan menerapkannya ke berbagai masalah. Awalnya peneliti fokus melihat hubungan antara pekerjaan rumah dengan jurnal dan menguji keberhasilan. Peneliti memutuskan untuk menggunakan jurnal sebagai salah satu bagian tertentu dari pembelajaran di kelas. NCTM menyatakan bahwa siswa harus belajar matematika dengan pemahaman, aktif membangun pengetahuan baru dari pengalaman dan pengetahuan sebelumnya. Lebih khusus, berkaitan dengan "Representasi" (NCTM, 2000) mengatakan siswa harus mampu menciptakan dan menggunakan representasi untuk mengatur, merekam, dan berkomunikasi ide-ide matematika.
Ada beberapa faktor dalam memutuskan untuk melakukan penelitian ini. Pertama, journal matematika melibatkan proses belajar mengajar dikelas.  Kedua, peneliti bisa menerapkan jurnal tersebut ke dalam rancangan pembelajarannya tanpa mengganggu metode belajar. Ketiga, menyelesaikan pekerjaan rumah melalui journal membangkitkan minat belajar siswa. Peneliti bertanya kepada guru lain apakah jurnal dapat meningkatkan minat belajar siswa.  Tujuan penelitian ini adalah. Pertama, peneliti akan melihat kolaborasi antara siswa dalam menulis jurnal. Kedua, peneliti ingin melihat apakah jurnal membantu menyelesaikan pekerjaan rumah bagi siswa. Ketiga, peneliti ingin bahwa jurnal terlihat lebih seperti portofolio bukan hanya sebagai catatan.

Pokok Penelitian
Fokus peneliti pada penelitian ini adalah untuk menguji temuan jurnal yang ditulis dalam kelas dan dampaknya pada PR siswa. Peneliti menemukan beberapa Tema reoccurring yang muncul ketika peneliti membaca artikel yang relevan. Artikel yang relevan terbukti sukses dan berhasil dalam matematika yang kelas, penggunaan journal untuk mempromosikan pemikiran matematika yang lebih dalam, pentingnya refleksi siswa dan penilaian diri untuk pemahaman matematika siswa, dan masalah pemecahan melalui penggunaan jurnal matematika.
Banyak penelitian telah dilakukan pada penggunaan jurnal matematika. Namun, penelitian ini tidak hanya pada jurnal matematika tetapi juga efek yang mereka miliki pada penyelesaian PR dan untuk mengintegrasikan matematika journal ke dalam kelas yang peneliti harap pada gilirannya akan meningkatkan tingkat penyelesaian pekerjaan. Karena peneliti tidak dapat menemukan penelitian mengandung korelasi antara journal matematika dan pekerjaan rumah, penelitian ini akan mengisi kesenjangan dalam penelitian.

Tujuan Penelitian
Proyek penelitian tindakan ini mengeksplorasi hubungan antara penggunaan menulis jurnal dan penyelesaian pekerjaan. Peneliti ingin melihat apakah dengan menerapkan penggunaan jurnal pada kelas peneliti dan membangun sumber daya untuk belajar meningkatkan tingkat penyelesaian pekerjaan rumah dan akhirnya mendukung pembelajaran siswa. Peneliti memeriksa fitur:
1. Kualitas penalaran siswa mewakili dalam jurnal yang ditulis mereka.
2. Kualitas tertulis dan lisan presentasi pekerjaan.
3. Jumlah pekerjaan rumah berbalik tepat waktu.
4. Kualitas pekerjaan rumah.

Metode
Peneliti mulai pengumpulan data pada 22 Januari 2008 dan berakhir pada tanggal 27 April 2008. Peneliti dilaksanakan berbagai sumber penelitian di seluruh bulan ini, termasuk jurnal guru, wawancara, jurnal tulisan mahasiswa, dan catatan pekerjaan rumah dan nilai ujian. Dengan pelaksanaan jurnal yang ditulis peneliti disediakan siswa dengan sembilan menulis petunjuknya (LampiranD) dan dijepit mereka ke jurnal siswa. Setiap siswa diberi jurnal dalam bentuk notebook komposisi pada awal semester. Peneliti memberi tulisan meminta yang berbeda setiap minggunya dan ini kemudian dengan tujuan penggunaan rubrik dan disalin untuk penyelidikan lebih lanjut. Sebelum memberikan penulisan yang cepat pertama kepada siswa, kami mendiskusikan harapan dan salinan skor rubrik (Lampiran E) diberikan dengan skor selaras. Siswa juga diminta untuk menjurnalkan pikiran mereka tentang petunjuknya setiap tiga minggu daftar pertanyaan peneliti bertanya kepada mereka (Lampiran C) dan ini juga disalin. Peneliti meneruskan dua jurnal guru terpisah sepanjang semester proses dari pikiran peneliti sendiri. Dalam jurnal yang peneliti menyebutnya "jurnal observasi," memungkinkan peneliti untuk merekam pengamatan siswa bekerja pada jurnal matematika dan efektivitas jurnal dan lain adalah "jurnal guru," yang peneliti gunakan di seluruh proyek.
Dalam jurnal ini peneliti menulis tentang frustrasi dan keberhasilan peneliti harus setiap minggu dan hal-hal yang peneliti ingin ubah tentang peluang instruksi atau tingkat diskusi peneliti ingin mendapatkan. Peneliti juga dilpenelitikan secara individu dan wawancara kelompok seluruh proyek penelitian ini yang dibagi menjadi tiga kategori yang berbeda. Pertama, peneliti mewawancarai siswa secara individual untuk bertanya tentang journal dan persepsi mereka efek pada penyelesaian pekerjaan rumah. Kedua, peneliti melpenelitikan satu set wawancara individu di mana peneliti meminta mereka untuk menunjukkan pemahaman matematika mereka dengan bekerja melalui masalah matematika sama dengan yang di jurnal mereka. Akhirnya, peneliti membagi kelas peneliti ke tiga kelompok yang terpisah (6-7 siswa dalam setiap kelompok) dan mewawancarai mereka tentang apa dampak jurnal terhadap pemahaman mereka tentang matematika.
Sumber data terakhir adalah pelacakan pekerjaan rumah berbalik tepat waktu dengan 80% dari masalah yang benar dan skor kuis dan tes seluruh proyek. Di seluruh semester I masukan nilai ini dalam buku kelas peneliti dan setelah setiap bab dalam kurikulum I dicetak mereka dan menganalisis data untuk setiap kategori. Pengumpulan data ini jauh lebih mudah untuk mengumpulkan karena fakta bahwa peneliti selalu terus catatan informasi ini. Namun, peneliti menulis kuis untuk setiap minggu yang memakan beberapa minggu waktu. Peneliti merasa penting untuk kuis untuk menyelaraskan dengan diskusi yang kami punya di kelas dan materi kami meliputi tidak hanya di kurikulum tetapi juga di entri jurnal. Meskipun peneliti tampaknya terus bermain "catch-up" dengan pengumpulan data peneliti, peneliti mengumpulkan semua data yang peneliti telah merencanakan untuk mengumpulkan sepanjang semester. Para siswa yang sangat kooperatif dalam membantu peneliti untuk mengumpulkan data yang peneliti butuhkan.

Penggunaan Jurnal untuk Memotivasi Siswa mengerjakan Pekerjaan Rumah
Berdasarkan hasil wawancara, siswa tidak menggunakan hasil jurnal mreka dalam menyelesaikan pekerjaan rumah mereka. Hal ini bertentangan dengan harapan peneliti dimana peneliti berkeinginan siswa dapat menggunakan jurnal untuk membantu mereka dalam menyelesaikan pekerjaan rumah. Namun meskipun demikian, peneliti dapat menemukan bagian positif dalam aplikasi jurnal ini, yaitu siswa menjadi ermotivasi untuk mengerjakan pekerjaan rumah mereka.
Beberapa siswa yang jarang mengerjakan pekerjaaan rumah sudah mulai menyelesaikan pekerjaan rumah mereka. Siswa juga semakin percaya diri ketika mendiskusikan hasil pekerjaan mereka dalam diskusi kelompok. Tidak hanya tingkat penyelesaian pekerjaan menjadi lebih tinggi tetapi nilai kuis tetap konsisten, ini merupakan nilai positif lainnya. Semua rata-rata hasil kuis siswa berkisar 70-93%.

Dampak Penulisan Jurnal terhadap Pembelajaran Peneliti :
Pertanyaan terakhir peneliti dalam proyek ini adalah "Apa yang terjadi dengan cara mengajar peneliti ketika peneliti mencoba untuk memasukkan menulis jurnal ke dalam kelas?" Menggunakan jurnal yang ditulis di dalam kelas telah memfasilitasi integrasi diskusi kelompok kecil dan besar dalam pembelajaran peneliti. Jurnal yang ditulis telah memungkinkan siswa untuk membahas masalah yang peneliti berikan kepada mereka dalam kelompok kecil di meja mereka dan kemudian sebagai seluruh kelompok dengan seluruh kelas.
Pada awalnya, peneliti menemukan diri peneliti berjalan untuk membantu siswa dengan masalah, tetapi pada pertengahan kuarter keempat siswa yang menjawab pertanyaan sebagai kelompok ,dan peran peneliti berubah menjadi seorang pengamat dari diskusi ini. Siswa tidak hanya mendiskusikan masalah di antara mereka sendiri tetapi mereka memandang ke depan untuk apa yang mereka sebut "perdebatan" tentang masalah. Sementara dalam perdebatan tentang masalah ini, peneliti bisa menilai seberapa baik siswa memahami masalah, yang merupakan pengalaman belajar yang besar bagi peneliti sebagai seorang pendidik. Peneliti bisa melihat kemampuan komunikasi siswa tumbuh dan berkembang pada pemahaman mereka tentang matematika.

Kesimpulan
Proyek ini telah memungkinkan peneliti untuk mengambil langkah mundur dan benar-benar memahami proses belajar siswa. Peneliti menyadari bahwa peneliti masih memiliki jalan panjang untuk pergi tapi peneliti percaya peneliti telah belajar informasi berharga tentang bagaimana siswa belajar matematika. Sekarang peneliti melihat siswa mengambil waktu untuk memahami masalah matematika tertentu dan berpikir lebih analitis tentang mereka. Peneliti tidak lagi menemukan diri berdiri di depan kelas dan mengajar tentang topik tertentu tetapi memiliki diskusi dengan kelas tentang apa yang mereka ketahui.
Penggunaan jurnal yang ditulis telah membantu siswa untuk berpikir lebih lanjut tentang masalah yang mereka hadapi dalam matematika. Sekarang peneliti melihat siswa menganalisa masalah dan memikirkan bagaimana mereka bisa menyelesaikannya. Mereka tidak lagi datang ke peneliti dengan pertanyaan tentang tugas melainkan membicarakan hal ini dengan kelompok mereka dan mencoba  mencari tahu sendiri. Peneliti percaya jurnal yang ditulis telah memungkinkan siswa untuk menjadi pemikir yang lebih independen. Kebanyakan siswa menikmati membantu anggota kelompok mereka jika mereka memiliki pertanyaan dan ini bermanfaat untuk peneliti sebagai seorang pendidik. Peneliti juga merasa telah belajar banyak tentang diri peneliti sebagai seorang guru di seluruh proyek ini.
Peneliti telah menemukan cara untuk mengintegrasikan lebih banyak menulis dalam pengajaran peneliti dan berencana untuk menggunakan lebih jurnal di masa depan. Peneliti telah menetapkan tujuan yang lebih untuk diri sendiri di masa depan dalam jurnal mengintegrasikan lebih baik ke dalam kelas dan berencana untuk menerapkannya dalam tahun-tahun mendatang. Meskipun skor kuis tetap stabil dan tingkat penyelesaian pekerjaan tidak berubah kecuali diskusi kelompok terjadi pada hari berikutnya, siswa memperoleh pengetahuan berharga dari aplikasi dunia nyata matematika. Tidak hanya siswa yang terlibat dalam pembelajaran mereka sendiri dari jurnal, tetapi mereka juga antusias menyelesaikan tugas. Peneliti menemukan itu sangat bermanfaat sebagai pendidik untuk melihat siswa berantusias ketika menulis jurnal.

6.      PENELITIAN KUALITATIF
Judul              : History of Mathematics: Illuminating Understanding of School Mathematics Concepts for Prospective Mathematics Teachers
Jurnal             : Educ Stud Math (2012) 81:67–84 DOI 10.1007/s10649-011-9361-y
Penulis            : Kathleen Michelle Clark
Reviewer         : Aryadi Lintuman, Azmi Yanianti, dan Magdalena Wangge
Pendahuluan
Program persiapan guru matematika dengan menghubungkan calon guru matematika dengan pengetahuan pedagogik dan kemampuan mereka dalam melibatkan sudut pandang sejarah untuk meningkatkan pemahaman mereka dan siswanya terhadap penyelesaian persamaan kuadrat. Calon guru mengikuti kursus penggunaan sejarah dalam pembelajaran matematika. Berdasarakan jurnal yang relevan, calon guru diduga telah memahami dan menguasai konsep sebelumnya.
Kerangka Konseptual
Penelitian ini memfokuskan pada bagaimana pemahaman matematis dari kontribusi perspektif sejarah terhadap pemahaman calon guru matematika untuk mengajar.
Analisis Data
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif untuk mengeksplore bagaimana pembelajaran sejarah matematika oleh calon guru matematika mempengaruhi pengetahuan matematika mereka untuk mengajar.
Pengumpulan Data
Data dalam penelitian adalah data primer yaitu data yang diambil dari beberapa jurnal reflektif. Jurnal tersebut merupakan jurnal yang menyediakan jumlah data yang sangat besar dan kualitasnya pun sangat mahal.
Interpretasi Pengaruh pada Pengetahuan Matematis
Berdasarkan data yang diperoleh dari jurnal, peneliti menfokuskan analisis data pada satu topik pembelajarn matematika disekolah yaitu penyelesaian persamaan kuadrat. Untuk menganalisis data tersebut peneliti menggunakan bantuan software Weft-QDA.
Kelebihan
Manfaat Sejarah Matematika Dalam Pembelajaran yaitu :
1)      Sebagai materi pembelajaran atau kuliah
Membahas dari segi fakta, kronologis, evolusi sejarah matematika
2)      Sebagai konteks materi pembelajaran
Memberika perpektif humanis dalam pembelajaran dengan menampilkan hasil karya dan biografi matematikawan
3)      Sebagai sumber strategi pembelajaran
Memberikan alternative cara atau strategi pembelajaran suatu pokok materi matemaika
Menurut John Fauvel (Garner, 1997), manfaat penerapan sejarah matematika di sekolah yaitu:
1)      Meningkatkan motivasi dalam belajar
2)      Meningkat aspek humanistis matematika
3)      Mengubah persepsi siswa terhadap matematika kearah yang positif
4)      Siswa mendapatkan kesenangan/kepercayaan diri dengan memastikan bahwa mereka bukan satu-satunya yang dihadapkan dengan masalah matematika
5)      Mengurangi kesan bahwa matematika itu menakutkan
6)      Dengan menyelami sejarah membantu menopang ketertarikan dan kegembiraan siswa
7)      Dengan membandingkan terhadap teknik-teknik kuno, dapat memberikan nilai lebih pada teknik modern
8)      Membantu menjelaskan peranan matematika dalam masyarakat.
9)      Memberikan kesempatan untuk bekerja lintas kurikulum dengan guru lain atau subjek lain.
10)  Membantu mengembangkan pendekatan yang multikultural.
Kekurangan
Berdasarkan makalah  Akhmad Nayazik (2012) :
1)      Keterbatasan sumber bahan referensi tentang sejarah matematika tentang suatu topik pembelajaran matematika
2)      Memerlukan kajian yang mendalam tentang sejarah matematika dan pengintegrasiannya dalam pembelajaran matematika

Demikian ringkasan review jurnal dari masing-masing kelompok yang membahas enam jenis penelitian. Semoga bermanfaat :)

1 komentar:

  1. Pada dasarnya teman-teman dapat memanfaatkan berbagai materi yang ditulis di blog sebagai bahan rujukan melakukan review. Daam blog anda sudah terupload mulai dari masalah penelitian hingga teknik analisis. Melalui berbagai materi tersebut dapat dicermati satu persatu bagian jurnal (review) misalkan bagaimanakah kualitas (urgensi) penelitian ditinjau dari masalah yang mendasari, kedalaman pustaka yang diacu, kesesuaian metode penelitian yang dipilih, dan sebagainya. Dengan demikian maka review dapat dilakukan secara detail dan mendalam.

    BalasHapus