Laman

Selasa, 17 November 2015

TEKNIK SAMPLING


Teknik sampling merupakan salah satu proses penting dalam penelitian. Maka kita harus menggunakan teknik yang tepat dalam memilih sampel. Karena penentuan sampel juga mempengaruhi hasil penelitian. Sebelum berpijak pada macam-macam teknik sampling, terlebih dahulu kita memahami populasi dan sampel dalam penelitian.

A.    Populasi Penelitian
Menurut Sugiyono (2011:117), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi adalah sekelompok individu yang memiliki ciri-ciri khusus yang sama (Creswell Menurut Ary, dkk dalam Wagiran (2014: 167) “population is all members of well defined class of people, events, or object. Propulasi pada prinsipnya merupakan anggota kelompok manusia, binatang, peristiwa, atau benda yang tinggal bersama dalam suatu tempat dan secara terencana menjadi target kesimpulan dari hasil akhir penelitian.
B.     Sampel Penelitian
Sampel adalah kelompok kecil yang diambil dari populasi untuk kemudian diamati/diteliti (Wagiran, 2014: 168). Menurut Creswell (2015: 288), sampel adalah subkelompok dari populasi target yang direncanakan diteiti oleh peneliti untuk menggeneralisasikan tentang populasi target. Sementara itu Arikunto (2010:174) berpendapat bahwa sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Adapun syarat pokok yang perlu kita perhatikan dalam pengambilan sampel adalah sampel yang diambil harus bersifat representatif terhadap populasi. Pengertian representatif merujuk pada ha-hal berikut:
  1. Jumlah atau besarnya mencukupi kebutuhan
  2. Teknik pengambilannya memperhatikan karakteristik populasi yang akan menjadi wilayah generalisasi
  3. Sesuai dengan sifat penelitiannya (exploratory, ex-post facto, experiment, action research, dll)
  4. Tingkat ketelitian (eror), efisien, dan reliabilitas
  5. Signifikansi praktis dan sognofokansi statis (Sukamto dalam Wagiran, 2014: 168-169)

C.    Macam-macam Teknik Sampling
Teknik pengambilan sampel dibedakan dengan dua kelompok yaitu non probability sampling dan probability sampling. Pembagian dari dua kelompok tersebut, secera terperinci dapat dilihat pada gambar berikut ini.



      1.      Non Probability Sampling
Teknik sampling ini pada prinsipnya menggunakan pertimbangan tertentu yang ditetapkan oleh peneliti. Misalnya ditemui kasus jumlah populasi yang terlalu kecil atau jumlah populasi yang tidak diketahui secara pasti. Maka apabila menemui kasus tersebut, peneliti dapat menggunakan teknek sampling dengan Non Probability Sampling.
a.      Convenience Sampling (Sampling Aksidental)
Dalam Convenience Sampling, peneliti memilih partisipan karena mereka mau dan bersedia diteliti. Dalam kasus ini, peneliti tidak dapat mengatakan dengan penuh keyakinan bahwa individu tersebut mewakili populasi. Akan tetapi, sampelnya dapat memberikan informasi yang berguna untuk menjawab pertanyaan dan hipotesis penelitian (Creswell, 2015: 294). Contoh: angket atau pertanyaan di majalah, wartawan yang mewawancarai responden tanpa mengkualifikasikan responden (Wagiran, 2014: 210).
b.      Snowball Sampling
Teknik sampling ini dikatakan snowball karena seorang peneliti menentukan seseorang untuk menjadi sampel atas dasar rekomendasi orang yang telah menjadi sampel sebelumnya (Wagiran, 2014: 210). Namun dengan teknik sampel ini penilit tidak mempunyai kesempatan untuk mengetahui dengan pasti orang-orang yang akan menjadi sampel.
c.       Purposive Sampling
Purposive Sampling atau dapat dikatakan sampling menurut tujuan. Dalam teknik sampling ini, sampe dipilih berdasarkan penilaian atau pandangan dari peneliti berdasarkan tujuan dan maksud tertentu. Misalnya peneliti ingin meneliti tentang model pembelajaran yang sesuai, maka peneliti hanya memilih guru-guru tertentu (Wagiran, 2014: 210).
d.      Quota Sampling
Pada teknik ini peneliti menentukan jumlah responden sebagai sampel. Mereka menemui dan mengambil data yang diperlukan hingga jumlah yang diperlukan telah tercapai.

      2.      Probability Sampling
Probability Sampling (pengambilan sampel secara acak) merupakan teknik sampling yang memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Wagiran, 2014: 195).
a.      Sample Random Sampling
Teknik sampling ini merupakan cara paling popular dan paling taat asas sampling probabilitas dari populasi (Creswell, 2015: 289). Dalam Sample Random Sampling, cara pengambilan sampel dari semua anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi (Wagiran, 2014: 201).
b.      Systematic Sampling
Penentuan sampel dengan menggunakan teknik ini berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomer urut. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam menggunakan teknik sampling ini antara lain: (1) menentukan jumlah sampel yang akan diambil; (2) membagi total populasi dengan jumlah yang diperlukan, untuk menentukan interval pengambilan sampel; (3) menentukan anggota sampel. (Wagiran, 2014: 202)
c.       Stratified Sampling
Stratified Sampling atau sampling acak berlapis tidak proprsional digunakan untuk menentukan jumlah sampel (Wagiran, 2014: 205), dimana peneliti membagi populasi berdasarkan beberapa ciri khusus tertentu (misalnya gender) (Creswell, 2015: 291).
d.      Multi-stage Sampling
Dalam Multi-stage Sampling, peneliti memilih suatu sampel dalam dua tahap atau lebih karena peneliti tidak dapat mengidentifikasikan populasinya dengan mudah, atau populasinya sangat besar.
e.       Cluster Sampling
Teknik ini digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misalnya penduduk suatu negara,  propinsi, kabupaten. Cluster Sampling digunakan jika kita memiliki keterbatasan karena ketiadaan kerangka sampel (daftar nama seluruh populasi), namun kita memiliki data yang lengkap tentang kelompok.




Referensi
Creswell, John. 2015. Riset Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Pendekatan Kuantitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Wagiran. 2014. Metodologi Penelitian Pendidikan: Teori dan Implementasi. Yogyakarta: Deepublish.


2 komentar:

  1. Apakah yang dimaksud dengan besarnya mencukupi kebutuhan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Maksudnya, besar/jumlah subjek yang akan ditetapkan sebagai sampel. Secara teknis, besarnya sampel sebenarnya bergantung pada kebutuhan/ketepatan yang ingin diperoleh peneliti dalam memprediksi parameter populasi pada taraf kepercayaan tertentu. Ukuran sampel ini begitu diperhatikan ketika kita melakukan proses ujicoba. Hal ini dilakukan agar analisis butir dari proses uji coba dapat menghasilkan data yang stabil. Selain itu sangat dibutuhkan dalam analisis faktor ketika melakukan uji kecukupan sampel.

      Hapus