Teknik
sampling merupakan salah satu proses penting dalam penelitian. Maka kita harus
menggunakan teknik yang tepat dalam memilih sampel. Karena penentuan sampel
juga mempengaruhi hasil penelitian. Sebelum berpijak pada macam-macam teknik
sampling, terlebih dahulu kita memahami populasi dan sampel dalam penelitian.
A.
Populasi
Penelitian
Menurut
Sugiyono (2011:117), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi adalah
sekelompok individu yang memiliki ciri-ciri khusus yang sama (Creswell Menurut
Ary, dkk dalam Wagiran (2014: 167) “population
is all members of well defined class of people, events, or object. Propulasi
pada prinsipnya merupakan anggota kelompok manusia, binatang, peristiwa, atau
benda yang tinggal bersama dalam suatu tempat dan secara terencana menjadi
target kesimpulan dari hasil akhir penelitian.
B. Sampel Penelitian
Sampel
adalah kelompok kecil yang diambil dari populasi untuk kemudian
diamati/diteliti (Wagiran, 2014: 168). Menurut Creswell (2015: 288), sampel
adalah subkelompok dari populasi target yang direncanakan diteiti oleh peneliti
untuk menggeneralisasikan tentang populasi target. Sementara itu Arikunto
(2010:174) berpendapat bahwa sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang
diteliti. Adapun syarat pokok yang perlu kita perhatikan dalam pengambilan
sampel adalah sampel yang diambil harus bersifat representatif terhadap
populasi. Pengertian representatif merujuk pada ha-hal berikut:
- Jumlah atau besarnya mencukupi kebutuhan
- Teknik pengambilannya memperhatikan karakteristik populasi yang akan menjadi wilayah generalisasi
- Sesuai dengan sifat penelitiannya (exploratory, ex-post facto, experiment, action research, dll)
- Tingkat ketelitian (eror), efisien, dan reliabilitas
- Signifikansi praktis dan sognofokansi statis (Sukamto dalam Wagiran, 2014: 168-169)
C. Macam-macam Teknik Sampling
Teknik
pengambilan sampel dibedakan dengan dua kelompok yaitu non probability sampling dan probability
sampling. Pembagian dari dua kelompok tersebut, secera terperinci dapat
dilihat pada gambar berikut ini.
1.
Non Probability Sampling
Teknik sampling ini pada prinsipnya
menggunakan pertimbangan tertentu yang ditetapkan oleh peneliti. Misalnya
ditemui kasus jumlah populasi yang terlalu kecil atau jumlah populasi yang
tidak diketahui secara pasti. Maka apabila menemui kasus tersebut, peneliti
dapat menggunakan teknek sampling dengan Non
Probability Sampling.
a. Convenience
Sampling
(Sampling Aksidental)
Dalam
Convenience Sampling, peneliti
memilih partisipan karena mereka mau dan bersedia diteliti. Dalam kasus ini,
peneliti tidak dapat mengatakan dengan penuh keyakinan bahwa individu tersebut
mewakili populasi. Akan tetapi, sampelnya dapat memberikan informasi yang
berguna untuk menjawab pertanyaan dan hipotesis penelitian (Creswell, 2015:
294). Contoh: angket atau pertanyaan di majalah, wartawan yang mewawancarai
responden tanpa mengkualifikasikan responden (Wagiran, 2014: 210).
b.
Snowball
Sampling
Teknik
sampling ini dikatakan snowball karena
seorang peneliti menentukan seseorang untuk menjadi sampel atas dasar
rekomendasi orang yang telah menjadi sampel sebelumnya (Wagiran, 2014: 210).
Namun dengan teknik sampel ini penilit tidak mempunyai kesempatan untuk
mengetahui dengan pasti orang-orang yang akan menjadi sampel.
c. Purposive Sampling
Purposive Sampling atau dapat dikatakan sampling menurut tujuan. Dalam
teknik sampling ini, sampe dipilih berdasarkan penilaian atau pandangan dari
peneliti berdasarkan tujuan dan maksud tertentu. Misalnya peneliti ingin
meneliti tentang model pembelajaran yang sesuai, maka peneliti hanya memilih
guru-guru tertentu (Wagiran, 2014: 210).
d.
Quota
Sampling
Pada teknik ini peneliti menentukan jumlah responden
sebagai sampel. Mereka menemui dan mengambil data yang diperlukan hingga jumlah
yang diperlukan telah tercapai.
2. Probability
Sampling
Probability
Sampling (pengambilan sampel secara acak) merupakan teknik
sampling yang memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih
menjadi sampel (Wagiran, 2014: 195).
a.
Sample
Random Sampling
Teknik sampling ini merupakan cara paling popular dan
paling taat asas sampling probabilitas
dari populasi (Creswell, 2015: 289). Dalam Sample
Random Sampling, cara pengambilan sampel dari semua anggota populasi
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi
(Wagiran, 2014: 201).
b. Systematic Sampling
Penentuan
sampel dengan menggunakan teknik ini berdasarkan urutan dari anggota populasi
yang telah diberi nomer urut. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam
menggunakan teknik sampling ini antara lain: (1) menentukan jumlah sampel yang
akan diambil; (2) membagi total populasi dengan jumlah yang diperlukan, untuk
menentukan interval pengambilan sampel; (3) menentukan anggota sampel.
(Wagiran, 2014: 202)
c. Stratified Sampling
Stratified Sampling atau sampling acak berlapis tidak proprsional digunakan
untuk menentukan jumlah sampel (Wagiran, 2014: 205), dimana peneliti membagi
populasi berdasarkan beberapa ciri khusus tertentu (misalnya gender) (Creswell, 2015: 291).
d.
Multi-stage
Sampling
Dalam Multi-stage
Sampling, peneliti memilih suatu sampel dalam dua tahap atau lebih karena
peneliti tidak dapat mengidentifikasikan populasinya dengan mudah, atau
populasinya sangat besar.
e. Cluster Sampling
Teknik
ini digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang akan diteliti atau sumber
data sangat luas, misalnya penduduk suatu negara, propinsi, kabupaten. Cluster
Sampling digunakan jika
kita memiliki keterbatasan karena ketiadaan kerangka sampel (daftar nama
seluruh populasi), namun kita memiliki data yang lengkap tentang kelompok.
Referensi
Creswell, John. 2015. Riset Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Pendekatan
Kuantitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Wagiran.
2014. Metodologi Penelitian Pendidikan:
Teori dan Implementasi. Yogyakarta:
Deepublish.
Apakah yang dimaksud dengan besarnya mencukupi kebutuhan
BalasHapusMaksudnya, besar/jumlah subjek yang akan ditetapkan sebagai sampel. Secara teknis, besarnya sampel sebenarnya bergantung pada kebutuhan/ketepatan yang ingin diperoleh peneliti dalam memprediksi parameter populasi pada taraf kepercayaan tertentu. Ukuran sampel ini begitu diperhatikan ketika kita melakukan proses ujicoba. Hal ini dilakukan agar analisis butir dari proses uji coba dapat menghasilkan data yang stabil. Selain itu sangat dibutuhkan dalam analisis faktor ketika melakukan uji kecukupan sampel.
Hapus