Laman

Senin, 23 November 2015

Tak sadar kita terbawa oleh derasnya ombak samudra “Fenomena Comte”


Oleh: Ayu Arfiana
Mahasiswi PPs UNY 
Pendidikan Matematika 2015 Kelas A

Dalam rangka memenuhi Tugas Filsafat Ilmu
Dosen Pengampu: Prof. Dr. Marsigit, M.A

Fenomena Comte kini tengah merajalela di jaman kontemporer ini. Fenomena Comte dapat dimaknai sebagai perilaku mementingkan dunia pada saat itu. Ketika kita mementingkan dunia karena memang dibutuhkan untuk meningkatkan dimensi, namun di sisi lain apa yang kita butuhkan mengandung berbagai resiko. Oleh karena itu, yang terpenting adalah sepandai-pandainya kita memilih sesuatu yang kita butuhkan dengan konsekuensi menerima segala macam resiko yang mungkin terjadi. Karena memang hidup adalah pilihan, maka pilihlah sesuatu yang dapat meningkatkan dimensi kita dengan penyesuaian ruang dan waktu.

Ketika kita akan bepergian ke suatu tempat dan saat itu membutuhkan kendaraan untuk menjangkau tempat tujuan. Entah itu kendaraan darat, laut, atau udara. Namun di sisi lain kita takut karena resiko terburuk saat menaiki kendaraan adalah kecelakaan. Maka sesungguhnya kita tengah terjangkit Fenomena Comte.

Pada jaman yang serba teknologi ini, kita mau gak mau membutuhkan handphone untuk berkomunikasi dengan orang lain. Namun di sisi lain handphone bisa menjadi boomerang bagi diri kita sendiri tatkala kita justru terlena dengan handphone karena asyik menjadikan handphone dengan berbagai fiturnya dan aplikasi. Kita tanpa sadar melupakan waktu beribadah, belajar, berkumpul keluarga karena lebih sibuk dengan handphone kita. Maka ketahuilah bahwa kita sudah terjebak Fenomena Comte.

Kita ketahui bersama bahwa di setiap rumah hampir sudah memiliki televisi masing-masing. Kita membutuhkan televisi untuk melihat berita di berbagai belahan dunia, menjadikannya hiburan keluarga. Namun jika kita tidak pandai mengendalikan diri, kita justru yang dikendalikan oleh televisi, waktu kita habis berjam-jam di depan televisi hanya untuk menyaksikan tayangan yang kurang bermutu hingga waktu produktif kita tergadaikan. Tanpa kita sadari Fenomena Comte telah menyerang kita.

Segala macam informasi dapat kita akses melalui internet, baik via handphone maupun personal computer. Kita membutuhkan internet untuk urusan pendidikan untuk mencari referensi bacaan, materi pelajaran, hingga urusan dapur seperti mencari resep makanan, dan bisnis pun bisa kita kita dapatkan melalui internet. Jadi sungguh internet mempunyai banyak manfaat. Namun di sisi lain, internet pun dapat membahayakan kita, ketika terjadi penipuan-penipuan via online atau tayangan yang kurang mendidik yang terdapat di internet. Maka kemudian kita enggan bersahabat dengan internet. Maka yakinlah bahwa ternyata kita telah dirasuki Fenomena Comte.

Saat kita hendak menyetrika baju menggunakan alat setrikaan yang harus terhubung dengan listrik. Maka kita dapat menjadikan baju yang kusut menjadi rapi. Namun di sisi lain kita takut dengan bahaya yang ditimbulkan oleh listrik tersebut, padahal di lain sisi kita membutuhkan listrik untuk menyetrika, atau untuk menunjang aktivas lainnya seperti menyalakan lampu,dsb. Jika kita dilema dalam menggunakan listrik, maka sesungguhnya kita sudah termakan Fenomena Comte.

Kita hendak memasak makanan dengan menggunakan kompor gas. Dengan kompor gas kita dapat memporeleh banyak keuntungan, kita dapat mengatur besarnya api, dan tentunya lebih efisien. Namun di lain sisi kita takut jika tabung gas yang digunakan akan meledak dan membahayakan kita. Kemudian kita pun enggan menggunakan kompor gas, maka dapat dipastikan bahwa Fenomena Comte telah menyerang diri kita.

Uang yang kita peroleh dari hasil bekerja alangkah baiknya kita tabung di bank. Karena jika ditabung di bank akan lebih aman. Ketika kita hendak bertransaksi dengan orang lain pun tidak perlu membawa uang cash terlalu banyak, karena transaksi cukup dilakukan melalui bank. Namun kita takut jika menyimpan uang di bank tidak lepas dengan persoalan riba yang untuk orang muslim sangat dihindari. Maka kita lebih memilih menyimpan uang di bawah tempat tidur. Jika terjadi seperti itu, maka tak perlu diragukan lagi, sesungguhnya kita telah terjangkit virus Fenomena Comte.

Ketika kita sedang sakit, kita pergi ke dokter atau rumah sakit sebagai ikhtiar kita agar memperoleh kesembuhan. Kemudian kita memperoleh berbagai macam obat, dari mulai kapsul, situp, hingga tablet. Namun kita enggan mengkomsumsi obat tersebut karena banyak mengandung bahan kimia, padahal di sisi lain kita membutuhkannya untuk mengobati sakit yang kita derita. Kasus lain ketika kita hendak melakukan vaksinasi, namun kita enggan karena takut dalam vaksin terdapat enzim yang justru dapat membahayakan diri kita. Maka sesungguhnya dalam kejadian ini kita telah masuk perangkap Fenomena Comte.

Kita membangun rumah sebagai tempat beristirahat serta berteduh dari panas dan hujan Terkadang kita menginginkan rumah dengan menggunakan kaca sebagai jendela atau hiasan rumah. Kita dapat memastikan bahwa rata-rata rumah mempunyai kaca. Tetapi kita enggan menggunakan kaca karena kita takut terkena efek rumah kaca yang dapat membahayakan diri kita. Maka sebenar-benarnya kita tengah termakan Fenomena Comte.

Sungguh begitu beragam Fenomena Comte yang telah merasuki kehidupan kita, hingga kita pun terbawa oleh derasnya ombak samudra “Fenomena Comte”. Kita ketahui bersama, bahwa kita tak bisa terlepas dari fenomena ini karena sungguh segala sesuatu yang ada di dunia ini mempunyai resiko masing-masing. Hidup adalah sebuah pilihan, maka apapun yang kita pilih, kita harus mau dan berani mengambil resiko dari apa yang telah kita pilih. Tetapi ingatlah, apa yang kita pilih haruslah berlandaskan atas keridhoan Tuhan agar hidup kita berjalan di atas jalur yang telah ditentukan-Nya. Maka pandai-pandailah kita dalam menentukan pilihan hidup. Semoga Tuhan selalu menjaga iman dan takwa kita dalam menghadapi derasnya ombak samudra “Fenomena Comte”. Aamiin..

0 komentar:

Posting Komentar