A.
Pendahuluan
Creswell (2009) menyatakan bahwa “ Mixed
Methods Research is an approach to inquiry that combines or associated both
qualitative quantitative form of research”. Metode kombinasi adalah merupakan pendekatan
penelitian yang menggabungkan atau menghubungkan metode penelitian kuantitatif
dan kualitatif. (Sugiyono, 2013: 19)
Menurut Creswell (dalam Sugiyono, 2013:
20), metode penelitian kombinasi akan berguna bila metode kuantitatif atau
metode kualitatif secara sendiri-sendiri tidak cukup akurat digunakan untuk
memahami permasalahan penelitian, atau dengan menggunakan metode kuantitatif
dan kualitatif secara kombinasi akan dapat memperoleh pemahaman yang paling
baik (bila dibandingkan dengan satu metode).
B.
Jenis-Jenis
Metode Kombinasi
Creswell (dalam Sugiyono, 2013: 407)
mengklasifikasikan model utama metode kombinasi menjadi dua, yaitu model sequential (kombinasi berurutan), dan
model concurrent (kombinasi
campuran). Model sequential
(kombinasi berurutan) ada tiga macam, yaitu sequential
explanatory strategy (model urutan pembuktian), sequential exploratory strategy (model urutan penemuan), dan sequential transformative strategy.
Sementara itu, model concurrent (kombinasi
campuran) terdapat dua macam, yaitu concurrent
triangulation strategy (campuran kualitatif dan kuantitatif secara
berimbang), concurrent embedded strategy (campuran
penguatan/metode kedua memperkuat metode pertama), dan concurrent transformative strategy.
1.
Model Sequential (Kombinasi
Berurutan)
Creswell (dalam
Sugiyono, 2013: 408) menyatakan bahwa model kombinasi berurutan merupakan prosedur penelitian dimana peneliti mengembangkan hasil penelitian
dari satu metode ke metode yang lain. Model kombinasi berurutan terdapat tiga
macam, yaitu:
a.
Sequential Explanatory Design (Model Urutan Pembuktian)
Creswell (dalam Sugiyono, 2013: 409)
menyatakan bahwa sequential explanatory strategy
dicirikan dengan pengumpulan data dan analisis data kuantitatif pada tahap
pertama, dan diikuti dengan pengumpulan dan analisis data kualitatif pada tahap
kedua guna memperkuat hasil penelitian kuantitatif yang dilakukan pada tahap
pertama.
b.
Sequential Exploratory Strategy (Model Urutan Penemuan)
Sequential
Exploratory Strategy sama dengan Sequential Explanatory Design, hanya saja cara kerjanya dibalik.
Pada model ini, tahap awal menggunakan metode kualitatif dan tahap kedua
menggunakan metode kuantitatif. Bobot metode lebih berat pada metode
kualitatif dan selanjutnya dilengkapi
dengan metode kuantitatif. Kelemahan dari Sequential
Exploratory Strategy adalah peneitian memerlukan waktu, tenaga, dan biaya
yang lebih besar. (Sugiyono, 2013: 410)
c.
Sequential Transformative Strategy
Model
ini dilakukan dengan dua tahap dengan dipandu oleh teori lensa (gender, ras,
ilmu social) pada setiap prosedur penelitiannya. Tahap pertama bisa menggunakan
metode kuantitatif atau kualitatif dan dilanjutkan pada tahap berikutnya dengan
metode kualitatif atau kuantitatif. Teori lensa dikemukakan pada bagian
pendahuluan proposal penelitian untuk memandu dirumuskannya pertanyaan
penelitian untuk menggali masalah. (Sugiyono, 2013: 411)
2. Model Concurrent
(Kombinasi Campuran)
Creswell (dalam
Sugiyono, 2013: 411) menyatakan bahwa model Concurrent
merupakan prosedur penelitian dimana
peneliti menggabungkan data kuantitatif dan kualitatif agar diperoleh analisis
yang komprehensif guna menjawab masalah penelitian. Model kombinasi campuran
ada tiga macam, yaitu:
a.
Concurrent Triangulation Strategy (Campuran Kualitatif dan Kuantitatif
secara Berimbang)
Model ini merupakan model yang paling
familiar diantara enam model dalam mixed methods. Dalam model concurrent triangulation ini peneliti
menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif secara bersam-sama, baik dalam
pengumpulan data maupun analisis data. Kemudian membandingkan data yang
diperoleh, untuk selanjutnya dapat ditemukan mana data yang dapat digabungkan
dan dibedakan (Sugiyono, 2013: 411).
Sugiyono (2013: 412) menyatakan bahwa
dalam model ini penelitian dilakukan dalam satu tahap tetapi dengan menggunakan
metode kuantitatif dan kualitatif secara bersama-sama. Idealnya bobot antara
metode kuantitatif dan kualitatif yang dilakukan dalam penelian adalah
seimbang, namun dalam prakteknya metode yang satu bobotnya lebih tinggi atau
lebih rendah dari metode yang lain. Penggabungan data dilakukan pada penyajian
data, interpretasi, dan pembahasan.
b.
Concurrent Embedded Strategy (Campuran Penguatan/Metode Kedua
Memperkuat Metode Pertama)
Model
Concurrent Embedded merupakan metode
penelitian yang mengkombinasikan penggunaan metode penelitian kuantitatif dan
kualitatif secara simultan/bersama-sama (atau sebaliknya), tetapi bobot
metodenya berbeda. Pada model ini ada metode primer dan metode sekunder. Metode
primer digunakan untuk memperoleh data yang utama, dan metode sekunder
digunakan untuk memperoleh data guna mendukung data yang diperoleh dari metode
primer. (Creswell dalam Sugiyono, 2013:
412)
c. Concurrent
Transformative Strategy
Seperti
halnya dalam model sequential
transformative, pada model concurrent
transformative ini peneliti juga dipandu dengan menggunakan teori
perspektif baik teori kuantitatif maupun kualitatif. Teori perspektif ni
seperti: critical theory, advocacy,
participatory research or a conceptual or theoretical framework. Model ini
merupakan gabungan antara model triangulation
dan embedded. Dua metode
pengumpulan data dilakukan pada satu tahap penelitian dan pada waktu yang sama.
Bobot metode bisa sama dan bisa tidak sama. Penggabungan data dapat dilakukan
dengan merging, connecting atau embedding (mencampur dengan bobot sama,
menyambung, dan mencampur dengan bobot tidak sama). (Creswell dalam
Sugiyono, 2013: 412-413)
C.
Pengumpulan
Data dan Analisis Data
1)
Sequential Explanatory Design (Model Urutan Pembuktian)
Tahap
awal adalah dengan pengumpulan data dan analisis data kuantitatif. Pengumpulan
data dilakukan pada populasi atau sampel tertentu menggunakan instrument yang
telah teruji validitas dan reliabilitasnya. Selanjutnya dilakukan analisis data
kuantitatif. Analisis diarahkan untuk menjawab rumusan masalah deskriptif dan
menguji hipotesis yang telah diajukan. Tahap selanjutnya adalah pengumpulan
data dan analisis data kualitatif. Setelah data dari metode kualitatif sudah
terkumpul dan kemudian dianalisis.
Setelah
pengumpulan data dan analisis data pada metode kuantitatif dan kualitatif
selesai, tahap selanjutnya adalah membandingkan data kuantitatif dan
kualitatif, dimana data kuantitatif hasil penelitian kuantitatif dilakukan pada
tahap pertama dan data kualitatif hasil penelitian kualitatif dilakukan pada
tahap kedua. Melalui analisis data ini akan dapat diperoleh informasi apakah
kedua data saling melengkapi, memperluas, memperdalam atau malah bertentangan.
(Sugiyono, 2013: 449).
2)
Sequential Exploratory Strategy (Model Urutan Penemuan)
Tahap
awal adalah dilakukan pengumpulan data dan analisis data kualitatif. Dalam
penelitian kualitatif, kegiatan pengumpulan data lebih banyak dilaksanakan
secara bersamaan. Jadi peneliti melakukan pengumpulan data, analisis data,
sekaligus melakukan pengujian kredinilitas data dengan teknik trianggulasi. Proses
pengumpulan data dan analisis data dalam penelitian kualitatif dapat
menggunakan model yang dikembangkan oleh Spradley atu Miles and Huberman.
Analisis data yang dikembangkan Spradley adalah analisis domain, taksonomi,
komponensial, dan tema kulturan. Sedangkan analisis menurut Miles and Huberman bersifat interaktif yaitu, data collection, data reduction, data
display, conclutions (Sugiyono, 2013: 478).
Pengumpulan
data kuantitatif ditujukan untuk membuktikan hipotesis, maka diperlukan instrument
penelitian. Instrumen tersebut harus terlebih dahulu diuji validitas dan
reliabilitasnya. Setelah terbukti valid dan reliable, maka instrument tersebut
selanjutnya digunakan untuk pengumpulan data. Langkah selanjutnya adalah
analisis data kuantitatif. Analisis tersebut ditujukan untuk membuktikan
hipotesis yang ditemukan dari penelitian kualitatif (Sugiyono, 2013: 487).
Setelah
pengumpulan data dan analisis data pada metode kualitatif dan kuantitatif selesai,
tahap selanjutnya adalah membandingkan data kualitatif dan kuantitatif, dimana data
kualitatif hasil penelitian kualitatif dilakukan pada tahap pertama dan data
kuantitatif hasil penelitian kuantitatif dilakukan pada tahap kedua. Melalui
analisis data ini akan dapat diperoleh informasi apakah kedua data saling
melengkapi, memperluas, memperdalam atau malah bertentangan.
3)
Sequential Transformative Strategy
Model
ini dilakukan dengan dipandu oleh teori lensa (gender, ras, ilmu social) pada
setiap prosedur penelitiannya. Teori lensa dikemukakan pada bagian pendahuluan
proposal penelitian untuk memandu dirumuskannya pertanyaan penelitian untuk
menggali masalah. Tahap pertama adalah pengumpulan data dan analisis data
metode kuantitatif atau kualitatif dan dilanjutkan pada tahap berikutnya dengan
pengumpulan data dan analisis data dengan metode kualitatif atau kuantitatif. (Sugiyono,
2013: 411)
4)
Concurrent Triangulation Strategy (Campuran Kualitatif dan Kuantitatif
secara Berimbang)
Metode
kombinasi model concurrent triangulation merupakan
metode penelitian yang menggabungkan antara metode penelitian kualitatif dan
kuantitatif secara seimbang. Fokus penggabungan lebih pada teknik pengumpulan
data dan analisis data.
Dalam
model ini pengumpulan data dan analisis dilakukan untuk menjawab rumusan
masalah dengan menggunakan dua metode sekaligus. Setelah data terkumpul dan
telah dianalisis menggunakan dua metode tersebut, selanjutnya dapat dibuat
kesimpulan apakah kedua data (kuantitatif dan kualitatif) saling memperkuat, memperlemah, atau bertentangan (Sugiyono,
2013: 499).
5)
Concurrent Embedded Strategy (Campuran Penguatan/Metode Kedua
Memperkuat Metode Pertama)
Dalam
model Concurrent Embedded ini
terdapat dua model penggabungan metode. Pertama, kualitatif dan kuantitatif,
dimana kualitatif menjadi metode primer dan kuantitatif menjadi metode
sekunder. Kedua, kualitatif dan kuantitatif, dimana yang menjadi metode primer
adalah kuantitatif dan metode sekundernya adalah kualitatif.
Pada
medel ini, peneliti dapat mengumpulkan data dua macam yaitu kuantitatif dan
kualitatif , atau sebaliknya. Pengumpulan data dilakukan dalam waktu yang
bersamaan, dan bergantian dalam selang waktu yang tidak terlalu lama.Teknik
pengumpulan data kuantitatif dilakukan dengan cara memberikan instrument yang
telah teruji validitas dan reliabilitasnya kepada sampel penelitian. Untuk
melengkapi data kuantitatif tersebut, agar lebih luas, mendalam, dan bermakna,
maka peneliti melakukan pengumpulan data kualitatif (Sugiyono, 2013: 558).
Setelah
pengumpulan data, langkah selanjutnya adalah analisis data. Analisis data yang
digunakan untuk metode kuantitatif adalah dengan statistic, sedangkan untuk
metode kualitatif adalah analisis kualitatif. Sementara itu untuk data yang
dikombinasikan dengan analisis statistic dan analisis kualitatif.
6)
Concurrent Transformative Strategy
Pada model concurrent transformative, peneliti juga
dipandu dengan menggunakan teori perspektif. Pengumpulan data dan analisis data
dilakukan pada satu tahap penelitian dan pada waktu yang sama untuk dua metode
sekaligus. Penggabungan data dapat dilakukan dengan mencampur dengan bobot
sama, menyambung, dan mencampur dengan bobot tidak sama.
Referensi
Creswell, John. 2015. Riset Pendidikan ( Perencanaan, Pelaksanaan,
dan Evaluasi Riset Kualitatif & Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed
Methods). Bandung:Alfabeta.
Trimakasih banyak ibu ayu, tulisannya sangat bermanfaat dan terbaru, saya ijin ngutip bu, Tuhan yesus memberkati ibu ayu. Aminn
BalasHapusterimakasih banyak atas tulisannya ibu ayu, saya terbantu :)
BalasHapusassalamualaikum terimkasih mbak ayu tentang penjelasan nya? tapi masih ada yang saya masih bingung... jenis penelitian kualitatif penelitiana yang tidak perlu perlakuan? dapat diamati melalui observasi yang nonsistematis atau yang tidak terstruktur ? pertanyaannya bagaimana kalau penelitian kualitatif itu tidak memakai triangulasi ? hanya observasi saja?
BalasHapus