A.
Pendahuluan
Penelitian
kualitatif merupakan penelitian khusus objek yang tidak dapat diteliti secara
statistika atau cara kuantitatif (Basrowi dalam Ghony, 2012: 13). Penelitian
kualitataif ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena,
peristiwa, aktivitas social, sikap, kepercayaan, persepsi, dan pemikiran
manusia secara individu maupun kelompok (Ghony, 2012: 13).
Dalam
penelitian kualitatif, kita membutuhkan waktu yang cukup lama, seperti pendapat
Ali (2010: 139) yang menyebutkan bahwa dalam penelitian kualitatif, peneliti
menggunakan waktu yang cukup lama untuk langsung berbaur dengan situasi
sebenarnya sebagai sumber data (contoh di kelas, atau dalam kehidupan
keluarga). Penelitian kualitatif bersifat deskriptif, karena hasil dari
penelitian dideskripsikan berdasarkan bukti-bukti yang telah diperoleh.
Sementara itu, analisis dalam penelitian kualitatif bersifat induktif. Hal ini menurut
Ali (2010: 140) dikarenakan dalam penelitian kualitatif tidak berupaya mencari
bukti-bukti untuk pengujian hipotesis yang diturunkan dari teori, akan tetapi
peliti berangkat ke lapangan untuk mengumpulkan berbagai bukti melalui
penelaahan terhadap fenomena, kemudian dari hasil penelaahan dirumuskan teori.
Creswell
(2012: 261) menjelaskan mengenai karakteristik dari penelitian kualitatif sebagai berikut:
1. Lingkungan Alamiah (natural setting)
Para
peneliti kualitatif cenderung mengumpulkan data lapangan di lokasi diman apara
partisipan mengalami masalah yang akan ditelitiInformasi yang diperoleh dengan
berbicara langsung kepada orang dan melihat mereka bertingkah laku dalam
konteks natural alamiah. Dalam setting yang
alamiah, para peneliti kualitatif akan melakukan interaksi face to
face sepanjang penelitian.
2. Peneliti sebagai instrument kunci (Researcher as key instrument)
Peneliti
kualitatif mengumpulkan sendiri data melalui dokumentasi, observasi perilaku,
atau wawancara dengan para partisipan. Pada umumnya, tidak menggunakan
kuisioner atau instrument yang dibuat oleh peneliti lain.
3. Beragam sumber data ( Multiple sources of data)
Peneliti
kualitatif mengumpulkan data dari berbagai sumber, seperti wawancara,
observasi, dan dokumentasi. Kemudian peniliti mereview, memberikan makna dan mengolah semua data kedalam
kategori-kategori atau tema-tema yang melintasi semua sumber data.
4. Analisis data indutif (inductive data analysis)
Peneliti
kualitatif, membangun pola-pola, kategori-kategori, dan tema-temanya dari bawah
keatas (induktif), dengan mengolah data ke dalam unit-unit informasi yang lebih
abstrak.
5. Makna dari pada partisipan (participans meaning)
Peneliti
terus focus pada usaha mempelajari makna yang disampaikan para partisipan tentang
masalah atau isu penelitian, bukan makna yang disampaikan oleh peneliti atau
penulis lain dalam literature-literatur.
6. Rancangan yang berkembang (emergent design)
Proses
penelitian selalu berkembang dinamis. Hal ini berarti bahwa rencana awal
penelitian tidak bias secara ketat dipatuhi. Semua tehap dalam proses ini bias
saja berubah setelah peneliti masuk kelapangan dan memulai mengumpulkan data.
7. Perspektif teoritis (theoretical lens)
Peneliti
kualitatif sering menggunakan perspektif tertentu untuk penelitian mereka,
seperti konsep kebudayaan, etnografi, perbedaan gender, rasa tau kelas yang
muncul dari orentasi-orentasi teoritis.
8. Bersifat penafsiran (interpretive)
Penelitian
kualitatif merupakan salah satu bentuk penelitian intrepretatif dimana di dalamnya
peneliti membuat suatu intrepretasi atas apa yang mereka lihat, dengar, dan
pahami.
9. Pandangan menyeluruh (holistic account)
Peneliti
kualitatif berusaha membuat gambaran kompleks dari suatu masalah atau isu-isu
yang hendak diteliti.
B.
Jenis-Jenis
Metode Kualitatif
Menurut Creswell
(2012), metode kualitatif dibagi menjadi lima macam, yaitu phenomenological research, grounded theory, ethnography, case study, dan
narrative research.
1.
Phenomenological Research
Phenomenological
Research merupakan salah satu jenis penelitian kualitatif
dimana peneliti melakukan pengumpulan data dengan observasi partisipan untuk
mengetahui fenomena esensial partisipan dalam pengalaman hidupnya (Creswell
dalam Sugiyono, 2013: 229). Dalam pandangan Phenomenological
(Suharsaputra, 2014: 235) tingkah
laku manusia, apa yang mereka katakana dan mereka perbuat, sebagai hasil dari
bagaimana mereka menafsikaran (memahami) dunianya, oleh karena itu tugas
peneliti adalah menangkap proses pemahaman tersebut (Bogdan dan Taylor dalam
Uharsaputra, 2014: 235) berusaha memandang sesuatu dari sudut orang itu
sendiri.
2.
Grounded Theory
Grounded
Theory didefinisikan sebagai metodologi yang berusaha
secara induktif menemukan teori dengan cara peneliti mengembangkan teori dari
suatu topic dan secara simultan mendasarkan teori pada data atau observasi
empiris (Martin & Turner dalam Sarosa 2012: 139). Grounded Theory menurut Creswell (dalam Sugiyono, 2013: 229) adalah
suatu jenis penelitian kualitatif dimana peneliti dapat menarik generalisasi
(apa yang diamati secara induktif), teori yang abstrak tentang proses, tindakan
atau interaksi berdasarkan pandangan dari partisipan yang diteliti.
3.
Ethnography
Etnography
adalah
salah satu jenis penelitian kualitatif diamn peneliti melakukan studi terhadap
budaya kelompok dalam kondisi yang alamiah melalui observasi dan wawancara
(Creswell dalam Sugiyono, 2013: 229). Etnography
memungkinkan peneliti mengamati bahkan terlibat dari dekat dalam fenomena
yang diamati (Sarosa, 2012: 12). Selain itu menurut (Myers dalam Sarosa, 2012:
12), peneliti juga dapat memperoleh pemahaman konteks dimana partisipan
beraktivitas.
4.
Case Study
Case
Study (studi kasus) merupakan salah satu jenis penelitian
kualitatif, dimana peneliti melakukan eksplorasi secara mendalam terhadap
program, kejadian, proses, aktifitas, terhadap satu atau lebih orang (Creswell
dalam Sugiyono, 2013: 230). Dalam Case
Study, bukti yang digunakan bersifat empiris (bukan hasil eksperimen
laboratorium) untuk membuktikan apakah suatu teori dapat diimplikasikan pada
suatu kondisi atau tidak. (Sarosa,
2012: 115)
5.
Narrative Research
Narrative
Research didefinisikan sebagai salah satu penelitian
kualitatif dimana peneliti melakukan studi terhadap satu orang individu atau
lebih untuk memperoleh data tentang sejarah perjalanan dalam kehidupannya. Data
tersebut kemudian disusun oleh peneliti menjadi laporan yang naratif dan
kronologis (Creswell dalam Sugiyono, 2013: 230).
C.
Teknik
Sampling
1.
Accidental Sampling
Menurut Sutrisno Hadi
(1992 : 46) accidental sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang
dilakukan terhadap responden yang secara kebetulan ditemui pada obyek
penelitian ketika observasi sedang berlangsung.
2.
Purposeful Sampling
Dalam purposeful sampling, peneliti secara
sengaja memilih individu dan tempat untuk mempelajari atau memahami fenomena
sentral. Standar yang digunakan dalam memilih partisipan dan tempat adalah
apakah mereka kaya informasi (Patton dalam Creswell, 2015: 407).
3.
Snowball Sampling
Snowball
sampling adalah suatu bentuk purposeful sampling yang biasanya terjadi setelah penelitian
dimulai dan ketika peneliti meminta pertisipan untuk merekomendasikan individu
lain untuk diambil sebagai sampel (Creswell, 2015: 412).
4.
Maximal Variation Sampling
Menurut Creswell (2015:
408), Maximal variation sampling adalah
strategi purposeful sampling dimana
peneliti mengambil sampel kasus atau individu yang berbeda pada ciri khas atau
karakter tertentu (misalnya kelompok umur yang berbeda).
5.
Extreme Case Sampling
Creswell (2015: 409)
menjelaskan bahwa extreme case sampling adalah
suatu bentuk purposive sampling dimana
peneliti meneliti suatu kasus outlier atau
kasus yang memperlihatkan beberapa ciri khas ekstrem.
6.
Typical Sampling
Typical
sampling menurut Creswell (2015: 410) adalah suatu bentuk purposeful sampling dimana peliti
meneliti seseorang atau suatu tempat yang “tipikal” bagi mereka yang tidak
familier dengan situasinya.
7.
Teory or Concept Sampling
Teknik sampling teory or concept adalah strategi purposeful sampling yang dilakukan
dengan cara peneliti mengambil sampel beberapa individu atau tempat sebagai
metode ini, peneliti membutuhkan pemahaman yang jelas tentang konsep atau teori
lebih besar yang diharapkan muncul selama penelitian (Creswell, 2015: 410).
8.
Homogen Sampling
Dalam teknik sampling
homogen, Creswell (2015: 411) menjelaskan bahwa peneliti mengambil sampel
secara purposeful individu atau
tempat berdasarkan keanggotaan dalam suatu subkelompok yang memiliki beberapa
ciri khas penentu
9.
Critical Sampling
Critical
sampling menurut Creswell (2015: 411), strategi yang
dilakukan adalah meneliti suatu sampel krisis karena itu merupakan kasus luar
biasa dan peneliti dapat belajar banyak tentang fenomena tersebut.
10. Opportunistic
Sampling
Opprtunistic
sampling dilaksanakan setelah penelitian dimulai untuk
memanfaatkan kejadian-kejadian yang terbeber yang akan membantu menjawab
pertanyaan penelitian. Peneliti perlu hati-hati untuk terlibat dalam bentuk sampling
ini karena dapat mengalihkan perhatiannya dari tujuan penelitian semula
Creswell (2015: 412).
11. Confirming
and Disconfirming Sampling
Menurut Creswell (2015:
413), confirming and disconfirming
sampling digunkana selama penelitian untuk menindaklanjuti kasus-kasus
tertentu atau untuk menguji atau mengeksplorasi lebih jauh temuan tertentu.
D.
Teknik
Pengumpulan Data Kualitatif
Rancangan
penelitian kualitatif menurut Bogdan diibaratkan seperti otang yang mau piknik,
sehingga ia tahu tempat yang akan dituju, tetapi tentu belum tahu pasti apa
yang ada di tempat itu. Ia akan tahu setelah memasuki objek, dengan cara
membaca berbagai informasi tertulis, gambar-gambar berfikir dan melihat objek
dan aktivitas orang yang ada di sekelilingnya, melakukan wawancara dan
sebagainya (Sugiyono, 2013: 231). Proses penelitian kualitatif dimulai dengan
mendeskripsikan apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan oleh peneliti. Proses
selanjutnya yaitu proses reduksi/fokus. Dalam proses ini, peneliti mereduksi
segala informasi yang telah diperoleh pada tahap pertama untuk memfokuskan pada
masalah tertentu (Sugiyono, 2013: 232). Setelah direduksi (Milles dan
Huberman)
kemudian dilakukan penyajian data. Setelah melakukan penyajian data, lalu
dilanjutkan dengan proses Verifikasi dimana akan diperoleh suatu kesimpulan
yang mencakup hasil dari penelitian yang telah dilaksanakan.
Teknik
pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian kualitatif lebih menekankan
pada data yang berbentuk katam daripada angka. Ada berbagai teknik pengumpulan
data dalam penelitian kualitatif. Namun dalam artikel ini hanya akan dijelaskan
beberapa teknik pengumpulan data, antara lain:
1.
Observasi
Cartwright (dalam
Suharsaputra, 2014: 209) mendefinisikan observasi sebagai suatu proses melihat,
mengamati, dan mencermati serta merekam perilaku secara sistematis untuk suatu
tujuan tertentu. Suharsaputra (2014: 211) menambahkan bahwa cara pengumpulan data
dengan observasi dapat secara langsung melihat suatu kegiatan secara rinci,
dengan mengamati langsung peniti juga dapat melihat setting lingkungan yang ada
di mana terjadinya kegiatan sehingga pemahaman akan situasi akan lebih
komprehensif.
2.
Wawancara
Wawancara adalah salah
satu alat yang paling banyak digunakan untuk mengumpulkan data penelitian
kualitatif (Sarosa, 2012: 45). Wawancara pada dasarnya merupakan percakapan,
namun percakapan yang bertujuan. Wawancara amat diperlukan dalam penelitian
kualitatif, karena banyak hal yang tidak mungkin dapat diobservasi secara
langsung, seperti perasaan, pikiran, motif, serta pengalaman masa lalu
responden/informan (Suharsaputra, 2014: 213).
3.
FGD
(Focus Group Discussin)
FGD dapat didefinisikan
sebagai kelompok kecil partisipan yang bersifat formal dan berjangka waktu
temporer, yang berinteraksi dan bekerja sama unuk mendalami suatu topik
(Greenbaum, Morgan, Templeton, dalam Sarosa, 2012: 53). Dalam FGD, kelompok
yang dipusatkan adalah kelompok wawancara yang berjumlah sekitar delapan sampai
lima belas pribadi pilihan yang membagi karakteristik tertentu pada tujuan
studi yang sesuai (Suharsaputra, 2014: 216)
4.
Dokumen
Dokumen adalah segala
sesuatu materi dalam bentuk tertulis yang dibuat oleh manusia (Esterberg dalam
Sarosa, 2012: 61). Suharsaputra (2014: 215) menjelaskan bahwa dokumen merupakan
rekaman kejadian masa lalu yang ditulis atau dicetak mereka dapat berupa catatan
anekdot, surat, buku harian, dan dokumen-dokumen.
5.
Kuesioner
Kuisioner
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan
seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab
(Sugiyono, 2015).
E.
Analisis
Data Kualitatif
Data yang telah terkumpul
dianalisis secara induktif dan berlangsung selama pegumpulan data di lapangan,
dan dilakukan secara terus-menerus (Suharsaputra, 2014: 216). Adapun analisis
data yang dilakukan menurut Huberman dan Miles (1992) meliputi mereduksi data,
menyajikan data, dan menarik kesimpulan/verifikasi.
1)
Reduksi
Data
Reduksi data adalah
proses mengolah data dari lapangan dengan memilah dan memilih, dan
menyederhanakan data dengan merangkum yang penting-penting sesuai dengan fokus
masalah penelitian (Suharsaputra, 2014: 218).
2)
Menyajikan
data
Setelah dilakukan
reduksi data, langkah berikutnya adalah menyajikan data. Dalam penyajian data
menurut Suharsaputra (2014: 219), ditujukan untuk lebih mengistematiskan data
yang telah direduksi sehingga terlihat sosoknya yang lebih utuh.
3)
Menarik
Kesimpulan/Verifikasi
Suharsaputra (2014:
219) menjelaskan bahwa menarik kesimpulan dilakukan sejak awal terhadap data
yang diperoleh, tetapi kesimpulannya masih kabur (bersifat tentative),
diragukan tetapi semakin bertambhanya data maka kesimpulan itu lebih “grounded” (berbasis data lapangan).
Referensi
Ali,
Mohammad. 2010. Metodologi dan Aplikasi
Riset Pendidikan. Bandung: Pustaka Cendekia Utama
Creswell,
John. 2012. Research Design ( Pendekatan
Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed)
Creswell,
John. 2015. Riset Pendidikan
(Perencanaan, Pelaksanaan, dan Evaluasi Riset Kualitatif & Kuantitatif).
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Ghony,
M. Djunaedi dan Fauzan Almanshur. 2012. Metode
Penelitian Kualitatif. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
Sarosa,
Samiaji. 2012. Penelitian Kualitatif:
Dasar-dasar. Jakarta: Indeks
Sugiyono.
2013. Cara Mudah Menyusun Skripsi, Tesis,
dan Disertasi. Bandung: Alfabeta
Suharsaputra,
Uhar. 2014. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan. Bandung: Refika Aditama
Tulisan tersebut merupakan hasil dari refleksi perkuliahan
Metodologi Penelitian Pendidikan di kelas A Pendidikan Matematika Program
Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta angkatan 2015 yang diampu oleh Dr.
Heri Retnawati. Dalam penyusunan tulisan tersebut didasarkan dari hasil
perkuliahan dan dilengkapi dengan informasi yang mendukung dari beberapa sumber
yang menyangkut pembahasan penelitian kualitatif. Semoga bermanfaat :)
0 komentar:
Posting Komentar