Laman

Jumat, 27 November 2015

Analisis Data Kualitatif


A.    Pendahuluan
Penelitian kualitatif merupakan penelitian khusus objek yang tidak dapat diteliti secara statistika atau cara kuantitatif (Basrowi dalam Ghony, 2012: 13). Penelitian kualitataif ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas social, sikap, kepercayaan, persepsi, dan pemikiran manusia secara individu maupun kelompok (Ghony, 2012: 13).
Dalam penelitian kualitatif, kita membutuhkan waktu yang cukup lama, seperti pendapat Ali (2010: 139) yang menyebutkan bahwa dalam penelitian kualitatif, peneliti menggunakan waktu yang cukup lama untuk langsung berbaur dengan situasi sebenarnya sebagai sumber data (contoh di kelas, atau dalam kehidupan keluarga). Penelitian kualitatif bersifat deskriptif, karena hasil dari penelitian dideskripsikan berdasarkan bukti-bukti yang telah diperoleh. Sementara itu, analisis dalam penelitian kualitatif bersifat induktif. Hal ini menurut Ali (2010: 140) dikarenakan dalam penelitian kualitatif tidak berupaya mencari bukti-bukti untuk pengujian hipotesis yang diturunkan dari teori, akan tetapi peliti berangkat ke lapangan untuk mengumpulkan berbagai bukti melalui penelaahan terhadap fenomena, kemudian dari hasil penelaahan dirumuskan teori.
Creswell (2012: 261) menjelaskan mengenai karakteristik dari penelitian kualitatif sebagai berikut:
1.      Lingkungan Alamiah (natural setting)
Para peneliti kualitatif cenderung mengumpulkan data lapangan di lokasi diman apara partisipan mengalami masalah yang akan ditelitiInformasi yang diperoleh dengan berbicara langsung kepada orang dan melihat mereka bertingkah laku dalam konteks natural alamiah. Dalam setting yang alamiah, para peneliti kualitatif akan melakukan interaksi  face to face sepanjang penelitian.
2.      Peneliti sebagai instrument kunci (Researcher as key instrument)
Peneliti kualitatif mengumpulkan sendiri data melalui dokumentasi, observasi perilaku, atau wawancara dengan para partisipan. Pada umumnya, tidak menggunakan kuisioner atau instrument yang dibuat oleh peneliti lain.
3.      Beragam sumber data ( Multiple sources of data)
Peneliti kualitatif mengumpulkan data dari berbagai sumber, seperti wawancara, observasi, dan dokumentasi. Kemudian peniliti mereview, memberikan makna dan mengolah semua data kedalam kategori-kategori atau tema-tema yang melintasi semua sumber data.
4.      Analisis data indutif (inductive data analysis)
Peneliti kualitatif, membangun pola-pola, kategori-kategori, dan tema-temanya dari bawah keatas (induktif), dengan mengolah data ke dalam unit-unit informasi yang lebih abstrak.
5.      Makna dari pada partisipan (participans meaning)
Peneliti terus focus pada usaha mempelajari makna yang disampaikan para partisipan tentang masalah atau isu penelitian, bukan makna yang disampaikan oleh peneliti atau penulis lain dalam literature-literatur.
6.      Rancangan yang berkembang (emergent design)
Proses penelitian selalu berkembang dinamis. Hal ini berarti bahwa rencana awal penelitian tidak bias secara ketat dipatuhi. Semua tehap dalam proses ini bias saja berubah setelah peneliti masuk kelapangan dan memulai mengumpulkan data.
7.      Perspektif teoritis (theoretical lens)
Peneliti kualitatif sering menggunakan perspektif tertentu untuk penelitian mereka, seperti konsep kebudayaan, etnografi, perbedaan gender, rasa tau kelas yang muncul dari orentasi-orentasi teoritis.
8.      Bersifat penafsiran (interpretive)
Penelitian kualitatif merupakan salah satu bentuk penelitian intrepretatif dimana di dalamnya peneliti membuat suatu intrepretasi atas apa yang mereka lihat, dengar, dan pahami.
9.      Pandangan menyeluruh (holistic account)
Peneliti kualitatif berusaha membuat gambaran kompleks dari suatu masalah atau isu-isu yang hendak diteliti.

B.     Jenis-Jenis Metode Kualitatif
Menurut Creswell (2012), metode kualitatif dibagi menjadi lima macam, yaitu phenomenological research, grounded theory, ethnography, case study, dan narrative research.
1.   Phenomenological Research
Phenomenological Research merupakan salah satu jenis penelitian kualitatif dimana peneliti melakukan pengumpulan data dengan observasi partisipan untuk mengetahui fenomena esensial partisipan dalam pengalaman hidupnya (Creswell dalam Sugiyono, 2013: 229). Dalam pandangan Phenomenological (Suharsaputra, 2014: 235) tingkah laku manusia, apa yang mereka katakana dan mereka perbuat, sebagai hasil dari bagaimana mereka menafsikaran (memahami) dunianya, oleh karena itu tugas peneliti adalah menangkap proses pemahaman tersebut (Bogdan dan Taylor dalam Uharsaputra, 2014: 235) berusaha memandang sesuatu dari sudut orang itu sendiri.
2.   Grounded Theory
Grounded Theory didefinisikan sebagai metodologi yang berusaha secara induktif menemukan teori dengan cara peneliti mengembangkan teori dari suatu topic dan secara simultan mendasarkan teori pada data atau observasi empiris (Martin & Turner dalam Sarosa 2012: 139). Grounded Theory menurut Creswell (dalam Sugiyono, 2013: 229) adalah suatu jenis penelitian kualitatif dimana peneliti dapat menarik generalisasi (apa yang diamati secara induktif), teori yang abstrak tentang proses, tindakan atau interaksi berdasarkan pandangan dari partisipan yang diteliti.
3.   Ethnography
Etnography adalah salah satu jenis penelitian kualitatif diamn peneliti melakukan studi terhadap budaya kelompok dalam kondisi yang alamiah melalui observasi dan wawancara (Creswell dalam Sugiyono, 2013: 229). Etnography memungkinkan peneliti mengamati bahkan terlibat dari dekat dalam fenomena yang diamati (Sarosa, 2012: 12). Selain itu menurut (Myers dalam Sarosa, 2012: 12), peneliti juga dapat memperoleh pemahaman konteks dimana partisipan beraktivitas.
4.   Case Study
Case Study (studi kasus) merupakan salah satu jenis penelitian kualitatif, dimana peneliti melakukan eksplorasi secara mendalam terhadap program, kejadian, proses, aktifitas, terhadap satu atau lebih orang (Creswell dalam Sugiyono, 2013: 230). Dalam Case Study, bukti yang digunakan bersifat empiris (bukan hasil eksperimen laboratorium) untuk membuktikan apakah suatu teori dapat diimplikasikan pada suatu kondisi atau tidak. (Sarosa, 2012: 115)
5.   Narrative Research
Narrative Research didefinisikan sebagai salah satu penelitian kualitatif dimana peneliti melakukan studi terhadap satu orang individu atau lebih untuk memperoleh data tentang sejarah perjalanan dalam kehidupannya. Data tersebut kemudian disusun oleh peneliti menjadi laporan yang naratif dan kronologis (Creswell dalam Sugiyono, 2013: 230).

C.    Teknik Sampling
1.      Accidental Sampling
Menurut Sutrisno Hadi (1992 : 46) accidental sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang dilakukan terhadap responden yang secara kebetulan ditemui pada obyek penelitian ketika observasi sedang berlangsung.
2.      Purposeful Sampling
Dalam purposeful sampling, peneliti secara sengaja memilih individu dan tempat untuk mempelajari atau memahami fenomena sentral. Standar yang digunakan dalam memilih partisipan dan tempat adalah apakah mereka kaya informasi (Patton dalam Creswell, 2015: 407).
3.      Snowball Sampling
Snowball sampling adalah suatu bentuk purposeful sampling yang biasanya terjadi setelah penelitian dimulai dan ketika peneliti meminta pertisipan untuk merekomendasikan individu lain untuk diambil sebagai sampel (Creswell, 2015: 412).
4.      Maximal Variation Sampling
Menurut Creswell (2015: 408), Maximal variation sampling adalah strategi purposeful sampling dimana peneliti mengambil sampel kasus atau individu yang berbeda pada ciri khas atau karakter tertentu (misalnya kelompok umur yang berbeda).
5.      Extreme Case Sampling
Creswell (2015: 409) menjelaskan bahwa extreme case sampling adalah suatu bentuk purposive sampling dimana peneliti meneliti suatu kasus outlier atau kasus yang memperlihatkan beberapa ciri khas ekstrem.
6.      Typical Sampling
Typical sampling menurut Creswell (2015: 410) adalah suatu bentuk purposeful sampling dimana peliti meneliti seseorang atau suatu tempat yang “tipikal” bagi mereka yang tidak familier dengan situasinya.
7.      Teory or Concept Sampling
Teknik sampling teory or concept adalah strategi purposeful sampling yang dilakukan dengan cara peneliti mengambil sampel beberapa individu atau tempat sebagai metode ini, peneliti membutuhkan pemahaman yang jelas tentang konsep atau teori lebih besar yang diharapkan muncul selama penelitian (Creswell, 2015: 410).
8.      Homogen Sampling
Dalam teknik sampling homogen, Creswell (2015: 411) menjelaskan bahwa peneliti mengambil sampel secara purposeful individu atau tempat berdasarkan keanggotaan dalam suatu subkelompok yang memiliki beberapa ciri khas penentu
9.      Critical Sampling
Critical sampling menurut Creswell (2015: 411), strategi yang dilakukan adalah meneliti suatu sampel krisis karena itu merupakan kasus luar biasa dan peneliti dapat belajar banyak tentang fenomena tersebut.
10.  Opportunistic Sampling
Opprtunistic sampling dilaksanakan setelah penelitian dimulai untuk memanfaatkan kejadian-kejadian yang terbeber yang akan membantu menjawab pertanyaan penelitian. Peneliti perlu hati-hati untuk terlibat dalam bentuk sampling ini karena dapat mengalihkan perhatiannya dari tujuan penelitian semula Creswell (2015: 412).
11.  Confirming and Disconfirming Sampling
Menurut Creswell (2015: 413), confirming and disconfirming sampling digunkana selama penelitian untuk menindaklanjuti kasus-kasus tertentu atau untuk menguji atau mengeksplorasi lebih jauh temuan tertentu.


D.    Teknik Pengumpulan Data Kualitatif
Rancangan penelitian kualitatif menurut Bogdan diibaratkan seperti otang yang mau piknik, sehingga ia tahu tempat yang akan dituju, tetapi tentu belum tahu pasti apa yang ada di tempat itu. Ia akan tahu setelah memasuki objek, dengan cara membaca berbagai informasi tertulis, gambar-gambar berfikir dan melihat objek dan aktivitas orang yang ada di sekelilingnya, melakukan wawancara dan sebagainya (Sugiyono, 2013: 231). Proses penelitian kualitatif dimulai dengan mendeskripsikan apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan oleh peneliti. Proses selanjutnya yaitu proses reduksi/fokus. Dalam proses ini, peneliti mereduksi segala informasi yang telah diperoleh pada tahap pertama untuk memfokuskan pada masalah tertentu (Sugiyono, 2013: 232). Setelah direduksi (Milles dan Huberman) kemudian dilakukan penyajian data. Setelah melakukan penyajian data, lalu dilanjutkan dengan proses Verifikasi dimana akan diperoleh suatu kesimpulan yang mencakup hasil dari penelitian yang telah dilaksanakan.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian kualitatif lebih menekankan pada data yang berbentuk katam daripada angka. Ada berbagai teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif. Namun dalam artikel ini hanya akan dijelaskan beberapa teknik pengumpulan data, antara lain:
1.      Observasi
Cartwright (dalam Suharsaputra, 2014: 209) mendefinisikan observasi sebagai suatu proses melihat, mengamati, dan mencermati serta merekam perilaku secara sistematis untuk suatu tujuan tertentu. Suharsaputra (2014: 211) menambahkan bahwa cara pengumpulan data dengan observasi dapat secara langsung melihat suatu kegiatan secara rinci, dengan mengamati langsung peniti juga dapat melihat setting lingkungan yang ada di mana terjadinya kegiatan sehingga pemahaman akan situasi akan lebih komprehensif.
2.      Wawancara
Wawancara adalah salah satu alat yang paling banyak digunakan untuk mengumpulkan data penelitian kualitatif (Sarosa, 2012: 45). Wawancara pada dasarnya merupakan percakapan, namun percakapan yang bertujuan. Wawancara amat diperlukan dalam penelitian kualitatif, karena banyak hal yang tidak mungkin dapat diobservasi secara langsung, seperti perasaan, pikiran, motif, serta pengalaman masa lalu responden/informan (Suharsaputra, 2014: 213).
3.      FGD (Focus Group Discussin)
FGD dapat didefinisikan sebagai kelompok kecil partisipan yang bersifat formal dan berjangka waktu temporer, yang berinteraksi dan bekerja sama unuk mendalami suatu topik (Greenbaum, Morgan, Templeton, dalam Sarosa, 2012: 53). Dalam FGD, kelompok yang dipusatkan adalah kelompok wawancara yang berjumlah sekitar delapan sampai lima belas pribadi pilihan yang membagi karakteristik tertentu pada tujuan studi yang sesuai (Suharsaputra, 2014: 216)
4.      Dokumen
Dokumen adalah segala sesuatu materi dalam bentuk tertulis yang dibuat oleh manusia (Esterberg dalam Sarosa, 2012: 61). Suharsaputra (2014: 215) menjelaskan bahwa dokumen merupakan rekaman kejadian masa lalu yang ditulis atau dicetak mereka dapat berupa catatan anekdot, surat, buku harian, dan dokumen-dokumen.
5.      Kuesioner
Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2015).

E.     Analisis Data Kualitatif
Data yang telah terkumpul dianalisis secara induktif dan berlangsung selama pegumpulan data di lapangan, dan dilakukan secara terus-menerus (Suharsaputra, 2014: 216). Adapun analisis data yang dilakukan menurut Huberman dan Miles (1992) meliputi mereduksi data, menyajikan data, dan menarik kesimpulan/verifikasi.
1)      Reduksi Data
Reduksi data adalah proses mengolah data dari lapangan dengan memilah dan memilih, dan menyederhanakan data dengan merangkum yang penting-penting sesuai dengan fokus masalah penelitian (Suharsaputra, 2014: 218).
2)      Menyajikan data
Setelah dilakukan reduksi data, langkah berikutnya adalah menyajikan data. Dalam penyajian data menurut Suharsaputra (2014: 219), ditujukan untuk lebih mengistematiskan data yang telah direduksi sehingga terlihat sosoknya yang lebih utuh.
3)      Menarik Kesimpulan/Verifikasi
Suharsaputra (2014: 219) menjelaskan bahwa menarik kesimpulan dilakukan sejak awal terhadap data yang diperoleh, tetapi kesimpulannya masih kabur (bersifat tentative), diragukan tetapi semakin bertambhanya data maka kesimpulan itu lebih “grounded” (berbasis data lapangan).

Referensi
Ali, Mohammad. 2010. Metodologi dan Aplikasi Riset Pendidikan. Bandung: Pustaka Cendekia Utama
Creswell, John. 2012. Research Design ( Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed)
Creswell, John. 2015. Riset Pendidikan (Perencanaan, Pelaksanaan, dan Evaluasi Riset Kualitatif & Kuantitatif). Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Ghony, M. Djunaedi dan Fauzan Almanshur. 2012. Metode Penelitian Kualitatif. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
Sarosa, Samiaji. 2012. Penelitian Kualitatif: Dasar-dasar. Jakarta: Indeks
Sugiyono. 2013. Cara Mudah Menyusun Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Bandung: Alfabeta
Suharsaputra, Uhar. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan. Bandung: Refika Aditama


Tulisan tersebut merupakan hasil dari refleksi perkuliahan Metodologi Penelitian Pendidikan di kelas A Pendidikan Matematika Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta angkatan 2015 yang diampu oleh Dr. Heri Retnawati. Dalam penyusunan tulisan tersebut didasarkan dari hasil perkuliahan dan dilengkapi dengan informasi yang mendukung dari beberapa sumber yang menyangkut pembahasan penelitian kualitatif. Semoga bermanfaat :)


0 komentar:

Posting Komentar