Laman

Selasa, 03 November 2015

Mengestimasi Reliabilitas Instrumen


A. Pengertian Reliabilitas

Keandalan (reliability) berasal dari kata rely yang artinya percaya dan reliable yang artinya dapat dipercaya. Keterpecayaan berhubungan dengan ketetapan dan konsistensi (Purwanto, 2007: 153). Reliabilitas merujuk kepada sejauhmana suatu alat ukur secara ajeg (konsisten) mengukur apa yang seharusnya diukur (Tuckman, 1972:136 ; Gay 1981: 116).
Menurut Thorndike dan Hagen (dalam Purwanto, 2007: 154), reliabilitas berhubungan dengan akuraso instrumen dalam mengukur apa yang diukur, kecermatan hasil ukur dan seberapa akurat seandainya dilakukan pengukuran ulang. Allen & Yen (1979: 62) menyatakan bahwa tes dikatakan reliabel jika skor amatan mempunyai korelasi yang tinggi dengan skor yang sebenarnya. Selanjutnya dinyatakan bahwa reliabilitas merupakan koefisien korelasi antara dua skor amatan yang diperoleh dari hasil pengukuran menggunakan tes yang paralel.
Sebagai alat ukur, instrumen harus memenuhi persyaratan reliabilitas. Instrumen yang tidak reliabel tidak dapat digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar karena tidak memberikan informasi apapun (Purwanto, 2007: 155)

B.  Koefisien Reliabilitas
Reliabilitas ditunjukkan dengan angka atau koefisien. Semakin tinggi koefisien menunjukkan semakin tinggi reliabilitas dan menunjukkan kesalahan varian minimum (Wagiran, 2014: 303). Koefisien reliabilitas dapat diartikan sebagai koefisien keajegan atau kestabilan hasil pengukuran. Alat ukur yang reliabel adalah alat ukur yang mampu membuahkan hasil pengukuran yang stabil (Lawrence, 1994) dan konsisten (Mehrens & Lehmann, 1973: 102). Artinya suatu alat ukur dikatakan memiliki koefisien reliabilitas tinggi manakala digunakan untuk mengukur hal yang sama pada waktu berbeda hasilnya sama atau mendekati sama.

C. Estimasi Reliabilitas
Penghitungan reliabilitas disebut dengan estimasi. Estimasi reliabilitas tes yang dapat dilakukan dengan dua cara, baik konsistensi eksternal dan maupun konsistensi internalnya.
1.   Pengukuran Konsistensi Eksternal
Menurut Retnawati (2015) Reliabilitas eksternal diperoleh dengan cara mengolah hasil pengetesan yang berbeda, baik dari instrument yang berbeda maupun yang sama. Ada dua cara untuk estimasi reliabilitas eksternal suatu instrument yaitu dengan teknik ulang dan teknik paralel.
a.      Metode Test Ulang (Test-Retest-Method)
Metode tes ulang adalah metode estimasi reliabilitas yang dilakukan dengan mengestimasi sebuah perangkat instrumen kepada kelompok peserta uji coba yang sama sebanyak dua kali. Hasil estimasi kedua pengujian selanjutnya dikorelasikan (Purwanto, 2007: 156).
Reliabilitas tes retes ini penting ketika kita menafsirkan koefisisen tes-retes untuk mengetahui : a) jangka waktu antara kedua pengambilan penilaian, b) stabilitas yang diharapkan dari kinerja yang diukur. Secara umum, semakin lama antara interval pelaksanaan tes yang berulang, semakin rendah tingkat reliabilitasnya. (Retnawati, 2015). Kelemahan pendekatan ter retes ini adalah kurang praktisnya pengenaan tes dua kali dan besarnya kemungkinan terjadi efek bawaan (carry-over effects) dari satu pengenaan tes ke pengenaan kedua (Azwar, 2007: 182)
Estimasi reliabilitas dengan pendekatan tes-retes akan menghasilkan koefisien stabilitas. Untuk memperoleh koefisien reliabilitas melalui pendekatan tes-retes dapat dilakukan dengan menghitung koefisien korelasi linier antara distribusi skor subjek pada pemberian tes pertama dengan skor subjek pada pemberian skor kedua (Retnawati, 2015).
b.      Metode Bentuk Paralel (Equivalent/alternate form)
Metode paralel adalah estimasi reliabilitas yang dilakukan dengan cara membuat dua perngkat  instrumen yang paralel dan mengestimasikan sekaligus (Purwanto, 2007: 157). Salah satu indikator terpenuhinya asumsi paralel adalah setaranya korelasi antara skor kedua instrumen tersebut dengan skor suatu ukuran lain. (Azwar, 2007: 182).
Kelemahan utama dari metode ini terletak pada sulitnya menyusun dua alat ukur yang memenuhi persyaratan paralel, yaitu setaranya korelasi antara skor kedua instrumen tersebut dengan skor suatu ukuran lain (Azwar, 2007: 182). Selain itu pula untuk mencobakan dua kali tes harus tersedia waktu yang lama (Retnawati, 2015).
Berikut ini akan ditunjukkan beberapa langkah proses melaksanakan tes reliabilitas secara ekivalen menuru Retnawati (2015), antara lain: (1) menentukan subjek sasaran yang hendak di tes; (2) melakukan tes yang dimaksud kepada sasaran subjek yang dimaksud; (3) diadministrasi dengan baik; (4) dalam waktu yang tidak begitu lama melakukan tes yang kedua pada kelompok tersebut; (5) mengkorelasikan antara kedua skor tes tersebut. Jika hasil koefisien ekivalen tinggi, berarti tes memiliki reliabilitas ekivalen baik. Sebaliknya, jika ternyata koefesien rendah maka reliabilitas ekivalen tes adalah rendah. Reliabilitas ekivalen merupakn salah satu bentuk yang diterima dan umum dipakai penelitian terutama penelitian pendidikan.
2.   Pengukuran Konsistensi Internal
Estimasi reliabilitas dengan pendekatan konsistensi internal didasarkan pada data dari sekali pengenaan satu bentuk alat ukur pada sekelompok subjek (single trial administration) (Azwar, 2007: 182). Menurut Purwanto (2007: 159), jika dalam suatu instrumen terdapat butir soal dengan jumlah genap maka dapat menggunakan metode Belah Dua, Flanagan, atau Rulon. Sedangkan pada kasus lain jika butir soal berjumlah ganjil maka estimasi realibilitas dapat menggunakan Kuder-Richardson 20, 21 ataupun Alpha Cronbach.
a.      Jumlah Butir Genap
Estimasi reliabilitas ini dilakukan jika suatu instrumen dapat dibelah menjadi dua bagaian sama besar. Metode yang dapat digunakan untuk mengestimasi reliabilitas butir soal genap antara lain: Reliabilitas dengan Rumus Spearman-Brown, Flanagan, dan Rulon.
1)      Reliabilitas dengan Rumus Spearman-Brown
Rumus Spearman-Brown dapat digunakan apabila jumlah butir dalam tes adalah genap sehingga dapat dibelah menjadi dua bagian sama besar. Pembelahan imi dapat dilakukan dengan mengelompokkan butir soal bernomor ganjil menjadi satu dan butir soal bernomor genap menjadi satu pula (Azwar, 2007: 183). Adapun rumus Spearman-Brown yang digunakan adalah :
 
2)      Reliabilitas dengan Rumus Flanagan
Dalam teknik ini dilakukan pembelahan data menjadi dua belahan. Pembelahan dapat dilakukan atas dasar belahan ganjil-genap atau awal-akhir. Selanjutnya mengestimasi reliabilitas dengan menggunakan rumus:



3)      Reliabilitas dengan Rumus Rulon
Rulon (1939) merumuskan suatu formula untuk mengestimasi reliabilitas belah dua tanpa perlu berasumsi bahwa kedua belahan mempunyai varians yang sama. Menurut Rulon (dalam Retnawati, 2015), perbedaan skor subjek pada kedua belahan tes akan membentuk distribusi perbedaan skor dengan varians yang besarnya ditentukan oleh varians eror masing-masing belahan menentukan varians eror keseluruhan tes, maka varians eror tes ini dapat diestimasi lewat besarnya varians perbedaan skor diantara kedua belahan. Formula Rulon dirumuskan sebagai:



b.      Jumlah Butir Ganjil
Mengestimasi reliabilitas sebagai koefisien konsistensi internal dimana butir soal genap dapat menggunakan metode Kuder-Richardson 20, 21, atau Alpha Cronbach. Berikut ini akan dijelaskan untuk masing-masing metode dalam mengestimasi reliabilitas.
1)       Kuder-Richardson
Kuder dan Richardson merumuskan banyak formula reliabilitas, adapun yang paling terkenal adalah formula KR-20 dan KR-21 (Azwar, 2007: 187). Menurut Retnawati (2015), apabila peneliti memiliki instrument dengan jumlah butir pertanyaan ganjil, maka peneliti tersebut tidak mungkin menggunakan teknik belah dua untuk pengujian reliabilitasnya. Untuk itu maka peneliti dapat menggunakan rumus KR-20. Formula KR-20 adalah:


Sedangkan untuk formula KR-21 dirumuskan:



2)      Alpha Cronbach
Menurut Retnawari (2015), Rumus Alpha Cronbach digunakan untuk mengestimasi reliabilitas instrument yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian. Rumus Alpha Cronbach yaitu:


     D.    Kesalahan Standar Pengukuran
Kesalahan standar pengukuran (standad eror of measurement atau SEM) adalah ukuran yang mencerminkan tidak akuratnya skor dari instrument yang digunakan untuk mengukur (Purwanto, 2007: 180). SEM dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:






REFERENSI


Azwar, Saifuddin. 2007. Tes Prestasi: Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Purwanto. 2007. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Retnawati, Heri. 2015. Estimasi Reliabilitas Skor Hasil Pengukuran. http://evaluation-edu.com
Surapranata, Sumarrna. 2009. Analisis, Validitas, Reliabilitas dan Interpretasi Hasil Tes. Bandung: PT Remja Rosdakarya.





0 komentar:

Posting Komentar