A. Pengertian Reliabilitas
Keandalan
(reliability) berasal dari kata rely yang artinya percaya dan reliable yang artinya dapat dipercaya.
Keterpecayaan berhubungan dengan ketetapan dan konsistensi (Purwanto, 2007:
153). Reliabilitas merujuk kepada sejauhmana suatu alat ukur secara ajeg
(konsisten) mengukur apa yang seharusnya diukur (Tuckman, 1972:136 ; Gay 1981:
116).
Menurut
Thorndike dan Hagen (dalam Purwanto, 2007: 154), reliabilitas berhubungan
dengan akuraso instrumen dalam mengukur apa yang diukur, kecermatan hasil ukur
dan seberapa akurat seandainya dilakukan pengukuran ulang. Allen & Yen
(1979: 62) menyatakan bahwa tes dikatakan reliabel jika skor amatan mempunyai
korelasi yang tinggi dengan skor yang sebenarnya. Selanjutnya dinyatakan bahwa
reliabilitas merupakan koefisien korelasi antara dua skor amatan yang diperoleh
dari hasil pengukuran menggunakan tes yang paralel.
Sebagai
alat ukur, instrumen harus memenuhi persyaratan reliabilitas. Instrumen yang
tidak reliabel tidak dapat digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar
karena tidak memberikan informasi apapun (Purwanto, 2007: 155)
B. Koefisien Reliabilitas
Reliabilitas ditunjukkan dengan angka
atau koefisien. Semakin tinggi koefisien menunjukkan semakin tinggi
reliabilitas dan menunjukkan kesalahan varian minimum (Wagiran, 2014: 303).
Koefisien reliabilitas dapat diartikan sebagai koefisien keajegan atau
kestabilan hasil pengukuran. Alat ukur yang reliabel adalah alat ukur yang
mampu membuahkan hasil pengukuran yang stabil (Lawrence, 1994) dan konsisten
(Mehrens & Lehmann, 1973: 102). Artinya suatu alat ukur dikatakan memiliki
koefisien reliabilitas tinggi manakala digunakan untuk mengukur hal yang sama
pada waktu berbeda hasilnya sama atau mendekati sama.
C. Estimasi Reliabilitas
Penghitungan reliabilitas disebut dengan
estimasi. Estimasi reliabilitas tes yang dapat dilakukan dengan dua cara, baik
konsistensi eksternal dan maupun konsistensi internalnya.
1.
Pengukuran
Konsistensi Eksternal
Menurut
Retnawati (2015) Reliabilitas eksternal diperoleh dengan cara mengolah hasil
pengetesan yang berbeda, baik dari instrument yang berbeda maupun yang sama.
Ada dua cara untuk estimasi reliabilitas eksternal suatu instrument yaitu
dengan teknik ulang dan teknik paralel.
a.
Metode Test Ulang (Test-Retest-Method)
Metode tes
ulang adalah metode estimasi reliabilitas yang dilakukan dengan mengestimasi
sebuah perangkat instrumen kepada kelompok peserta uji coba yang sama sebanyak
dua kali. Hasil estimasi kedua pengujian selanjutnya dikorelasikan (Purwanto,
2007: 156).
Reliabilitas tes retes ini penting
ketika kita menafsirkan koefisisen tes-retes untuk mengetahui : a) jangka waktu
antara kedua pengambilan penilaian, b) stabilitas yang diharapkan dari kinerja
yang diukur. Secara umum, semakin lama antara interval pelaksanaan tes yang
berulang, semakin rendah tingkat reliabilitasnya. (Retnawati, 2015). Kelemahan
pendekatan ter retes ini adalah kurang praktisnya pengenaan tes dua kali dan
besarnya kemungkinan terjadi efek bawaan (carry-over
effects) dari satu pengenaan tes ke pengenaan kedua (Azwar, 2007: 182)
Estimasi reliabilitas dengan pendekatan
tes-retes akan menghasilkan koefisien stabilitas. Untuk memperoleh koefisien
reliabilitas melalui pendekatan tes-retes dapat dilakukan dengan menghitung
koefisien korelasi linier antara distribusi skor subjek pada pemberian tes
pertama dengan skor subjek pada pemberian skor kedua (Retnawati, 2015).
b. Metode
Bentuk Paralel (Equivalent/alternate form)
Metode paralel
adalah estimasi reliabilitas yang dilakukan dengan cara membuat dua
perngkat instrumen yang paralel dan
mengestimasikan sekaligus (Purwanto, 2007: 157). Salah satu indikator
terpenuhinya asumsi paralel adalah setaranya korelasi antara skor kedua
instrumen tersebut dengan skor suatu ukuran lain. (Azwar, 2007: 182).
Kelemahan utama dari metode ini terletak
pada sulitnya menyusun dua alat ukur yang memenuhi persyaratan paralel, yaitu
setaranya korelasi antara skor kedua instrumen tersebut dengan skor suatu
ukuran lain (Azwar, 2007: 182). Selain itu pula untuk mencobakan dua kali tes harus
tersedia waktu yang lama (Retnawati, 2015).
Berikut ini akan ditunjukkan beberapa
langkah proses melaksanakan tes reliabilitas secara ekivalen menuru Retnawati (2015),
antara lain: (1) menentukan subjek sasaran yang hendak di tes; (2) melakukan
tes yang dimaksud kepada sasaran subjek yang dimaksud; (3) diadministrasi
dengan baik; (4) dalam waktu yang tidak begitu lama melakukan tes yang kedua
pada kelompok tersebut; (5) mengkorelasikan antara kedua skor tes tersebut. Jika
hasil koefisien ekivalen tinggi, berarti tes memiliki reliabilitas ekivalen
baik. Sebaliknya, jika ternyata koefesien rendah maka reliabilitas ekivalen tes
adalah rendah. Reliabilitas ekivalen merupakn salah satu bentuk yang diterima
dan umum dipakai penelitian terutama penelitian pendidikan.
2.
Pengukuran
Konsistensi Internal
Estimasi reliabilitas dengan pendekatan
konsistensi internal didasarkan pada data dari sekali pengenaan satu bentuk
alat ukur pada sekelompok subjek (single
trial administration) (Azwar, 2007: 182). Menurut Purwanto (2007: 159),
jika dalam suatu instrumen terdapat butir soal dengan jumlah genap maka dapat
menggunakan metode Belah Dua, Flanagan, atau Rulon. Sedangkan pada kasus lain
jika butir soal berjumlah ganjil maka estimasi realibilitas dapat menggunakan
Kuder-Richardson 20, 21 ataupun Alpha Cronbach.
a.
Jumlah
Butir Genap
Estimasi reliabilitas ini dilakukan jika
suatu instrumen dapat dibelah menjadi dua bagaian sama besar. Metode yang dapat
digunakan untuk mengestimasi reliabilitas butir soal genap antara lain: Reliabilitas
dengan Rumus Spearman-Brown, Flanagan, dan Rulon.
1)
Reliabilitas
dengan Rumus Spearman-Brown
Rumus Spearman-Brown dapat digunakan
apabila jumlah butir dalam tes adalah genap sehingga dapat dibelah menjadi dua
bagian sama besar. Pembelahan imi dapat dilakukan dengan mengelompokkan butir
soal bernomor ganjil menjadi satu dan butir soal bernomor genap menjadi satu
pula (Azwar, 2007: 183). Adapun rumus Spearman-Brown yang digunakan adalah :
2)
Reliabilitas
dengan Rumus Flanagan
Dalam teknik ini dilakukan pembelahan
data menjadi dua belahan. Pembelahan dapat dilakukan atas dasar belahan
ganjil-genap atau awal-akhir. Selanjutnya mengestimasi reliabilitas dengan
menggunakan rumus:
3)
Reliabilitas
dengan Rumus Rulon
Rulon
(1939) merumuskan suatu formula untuk mengestimasi reliabilitas belah dua tanpa
perlu berasumsi bahwa kedua belahan mempunyai varians yang sama. Menurut Rulon
(dalam Retnawati, 2015), perbedaan skor subjek pada kedua belahan tes akan membentuk
distribusi perbedaan skor dengan varians yang besarnya ditentukan oleh varians
eror masing-masing belahan menentukan varians eror keseluruhan tes, maka
varians eror tes ini dapat diestimasi lewat besarnya varians perbedaan skor
diantara kedua belahan. Formula Rulon dirumuskan sebagai:
b. Jumlah Butir Ganjil
Mengestimasi
reliabilitas sebagai koefisien konsistensi internal dimana butir soal genap
dapat menggunakan metode Kuder-Richardson 20, 21, atau Alpha Cronbach. Berikut
ini akan dijelaskan untuk masing-masing metode dalam mengestimasi reliabilitas.
1) Kuder-Richardson
Kuder dan Richardson merumuskan banyak
formula reliabilitas, adapun yang paling terkenal adalah formula KR-20 dan
KR-21 (Azwar, 2007: 187). Menurut Retnawati (2015), apabila peneliti memiliki
instrument dengan jumlah butir pertanyaan ganjil, maka peneliti tersebut tidak
mungkin menggunakan teknik belah dua untuk pengujian reliabilitasnya. Untuk itu
maka peneliti dapat menggunakan rumus KR-20. Formula KR-20 adalah:
Sedangkan untuk formula KR-21 dirumuskan:
2) Alpha
Cronbach
Menurut Retnawari (2015),
Rumus Alpha Cronbach digunakan untuk mengestimasi reliabilitas instrument yang
skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian. Rumus Alpha Cronbach
yaitu:
D. Kesalahan Standar Pengukuran
Kesalahan
standar pengukuran (standad eror of
measurement atau SEM) adalah ukuran yang mencerminkan tidak akuratnya skor
dari instrument yang digunakan untuk mengukur (Purwanto, 2007: 180). SEM dapat
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
REFERENSI
Azwar,
Saifuddin. 2007. Tes Prestasi: Fungsi dan
Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Purwanto.
2007. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Retnawati,
Heri. 2015. Estimasi Reliabilitas Skor
Hasil Pengukuran. http://evaluation-edu.com
Surapranata,
Sumarrna. 2009. Analisis, Validitas,
Reliabilitas dan Interpretasi Hasil Tes. Bandung: PT Remja Rosdakarya.
0 komentar:
Posting Komentar