Laman

Minggu, 13 September 2015

Berfilsafat Itu Membaca


Refleksi Perkuliahan Filsafat Ilmu Pertemuan ke-1
Oleh: Ayu Arfiana


     Pada hari Selasa, 8 September 2015 bertempat di gedung lama Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta ruang 305 B, kami mahasiswa Pendidikan Matematika angkatan 2015 kelas A mengikuti perkuliahan perdana mata kuliah Filsafat Ilmu. Mata kuliah ini diampu oleh seorang dosen yang sangat menginspirasi yaitu Bapak Prof. Dr. Marsigit, M.A.


     Dalam perkuliahan tersebut beliau menjelaskan bahwa filsafat adalah pola pikir, meliputi sumber-sumber yang dipikir, pembenaran, cakupan, logika, metodologi, estetika, menurut siapa, terjadi dimana, dan kapan terjadinya. Filsafat terdiri atas tiga aspek, yaitu ontologi (hakekat), epistomologi (metodologi), dan estetika (kepantasan). Dalam hal ini filsafat ilmu sebetunya lebih condong kepada aspek epistomologi, namun tiada bisa satu aspek dipisahkan dengan aspek lainnya. Sehingga jika mempelajari salah satu aspek, maka dengan sendirinya mempelajari aspek lainnya.

     Adapun tata cara dalam mempelajari filsafat menurut beliau terdiri dari dua hal, yaitu hard (perangkat keras) dan soft (perangkat lunak). Perangkat keras menjadi dasar, dan perangkat lunak jika diperlunak lagi makan menjadi spiritual. Belajar filsafat ilmu merentang dari sesuatu yang hard menuju soft. Jika hard diletakkan pada bagian paling bawah, maka soft menempati posisi tertinggi. Karena sesungguhnya setinggi-tingginya ilmu adalah spiritualitas.

     Beliau telah menjelaskan di bagian awal bahwa filsafat adalah olah pikir. Berhubungan dengan hal tersebut maka ketika kita hendak mempelajari filsafat harus ada koridor yang paling tinggi yang membawahi dan mendasari diri, yaitu koridor spiritual. Karena dalam proses belajar filsafat, kita akan mengembarakan pikiran kita, oleh karena itu hendaknya kita membuat pagar spiritulitas kita masing sesuai agama yang dianut. Kita harus terlebih dahulu menetapkan, mengkokohkan, dan menegakkan spiritualitas diri kita masing-masing. Sehingga sebelum mempelajari filsafat, hendaknya kita berdoa dengan sungguh-sungguh.

     Dalam mempelajari filsafat, kita sembari mematangkan diri dalam aspek psikologi, meliputi kesabaran, keuletan, daya juang, dan lain sebagainya. Selain itu juga kita dapat mematangkan aspek psikologi belajar orang dewasa. Hal yang paling menonjol dalam diri orang dewasa adalah berani bertanggungjawab atas perbuatannya.

     Bapak Marsigit juga menyampaikan bahwa berfilsafat adalah membaca, tiadalah filsafat tanpa membaca. Barangsiapa enggan membaca, maka janganlah belajar filsafat. Oleh karena itu, hendaklah kita membaca, dimulai dari membaca tulisan, kemudian seiring jalannya waktu ketika kita sudah mahir akan mampu membaca fenomena alam. Setelah membaca, maka kita perlu merefleksikan. Karena menurut beliau, setinggi-tinggi berpikir adalah kegiatan refleksi. Paradigma belajar yang dikembangkan beliau adalah anywhere, anytime and continue. Sehingga kita bisa belajar dimanapun, kapanpun, secara berkesinambungan.

     Di akhir perkuliahan beliau menyampaikan secara umum hal-hal yang perlu kita lakukan jika kita ingin sukses, diantaranya: (1) Perbarui niat, (2) Sinkronkan tindakan dan kegiatan, (3) Tambahkan pengetahuan dan ilmu dengan cara membaca, (4) Carilah ketrampilan untuk memperoleh pengalaman.

     Demikian refleksi dari kuliah perdana mata kuliah Filsafat Ilmu. Semoga pertemuan-pertemuan selanjutnya akan lebih banyak lagi pengetahuan dan ilmu bermanfaat yang kita dapat, dan kemudian mampu diamalkan dalam kehidupan di muka bumi ini. Aamiin

1 komentar: